Page 46 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 46

Administrasi Pertanahan dan Larasita: Mengangankan Ruang Negosiasi-Partisipasi Rakyat di Level Desa

                 Beberapa akibat mulai dirasakan penduduk setempat.
             Pertama, dari sisi tenaga kerja perempuan tersingkir dari aktivitas
             pendulangan. Ketika pendulangan masih menggunakan cara
             tradisional banyak perempuan terlibat, diperkirakan prosentasenya
             sekitar 50:50. Jika dalam satu pendulangan ada lima laki-laki maka
             pendulang perempuan juga lima. Kedua, makin sering terjadi
                    16
             longsor.  Ketiga, bekas pendulangan itu tidak bisa lagi ditanami
             atau sangat sulit direklamasi. Keempat, munculnya jenis pekerjaan
             baru selain mendulang yaitu pengangkut batu atau pasir, dan para
             pembelinya. Hadirnya jenis pekerjaan baru ini kian menambah
             parah kerusakan ekologi karena meningkatkan komodifikasi
             material pendulangan yang dikeruk setiap hari. Sebab itu kini
             makin sedikit orang yang merelakan tanahnya untuk didulang.
             Keenam, perubahan pola pembagian hasil. Sebelumnya hasil dibagi
             antara anggota pendulang dan ketua lobang, sekarang hasilnya
             harus dibagi antara ketua lobang, anggota pendulang, pemilik
             mesin, dan pemilik tanah yang besaran prosentasenya sesuai
             dengan kesepakatan masing-masing.
                 Ketika tanah masih sangat luas di sekitar wilayah tersebut,
             orang belum begitu menyadari arti penting tanah bagi kehidupan.
             Pada saat itu mereka masih sangat terbuai dengan ekonomi
             pendulangan yang sangat menjanjikan. Di samping itu, dengan
             tanah yang luas itu, relatif tidak ada masalah dalam hal sengketa
             agraria meskipun administrasi pertanahannya belum tertib.
             Namun kondisi ini berubah seiring dengan pola penambangan
             yang semakin intensif ini. Penggunaan mesin penyedot membuat

             16. Jum’at 2 Oktober 2009 Banjarmasin Post menurunkan berita “Longsor Terjang
                Pemburu Intan”, Sabtu 3 Oktober 2009 Banjarmasin Post menulis kasus yang
                sama di bawah judul “Insyaallah Mati Syahid”. Berita ini mengisahkan empat
                orang yang tewas tertimbun longsoran akibat aktivitas penambangan.

                                      — 27 —
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51