Page 45 - Pengembangan Kebijakan Agraria: Untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlangsungan Ekologis
P. 45
Pengembangan Kebijakan Agraria untuk Keadilan Sosial, Kesejahteraan Masyarakat dan Keberlanjutan Ekologis
a. Cempaka: Masyarakat dengan Kultur Ekstraktif
Sebagian besar masyarakat di Cempaka bekerja sebagai pendulang
intan. Sebagai pendulang, mereka melihat tanah bukan sebagai life
space yang akan menopang keberlanjutan kehidupan mereka melalui
aktivitas pembudidayaan tanaman pertanian. Namun memandang
tanah lebih pada apa nilai yang terkandung di dalamnya yang
dapat diambil: apakah mengandung intan atau tidak mengandung
intan. Dengan kata lain, masyarakat ini adalah masyarakat dengan
kultur ekstraktif, bukan kultur budidaya.
Dalam kultur ekstraktif, tanah tidak diolah secara tekun
dan sabar seperti dalam kultur budidaya sebagaimana lazimnya
terdapat pada masyarakat pertanian. Psikologi pendulangan yang
ekstraktif tersebut membuat mereka tidak memiliki ketelatenan
dalam hal mengolah tanah atau melakukan budidaya tanaman
yang membutuhkan waktu relatif lama sebelum menuai hasil.
Psikologi mendulang adalah aktivitas yang penuh dengan kejutan.
14
Adagium setempat mengatakan: pagi miskin sore kaya.
Sebagai sebuah aktivitas yang ekstraktif, penambangan jika
tidak dikelola dengan baik dipastikan akan menghasilkan penurunan
kualitas ekologi kalau bukan malah kerusakan atau kehancuran
ekologi. Di Cempaka, akibat aktivitas pendulangan yang tidak
dikelola baik selama puluhan tahun itu telah mengakibatkan
kerusakan ekologi yang cukup mengkhawatirkan. Penduduk
setempat mengingat laju kerusakan terjadi sejak tahun 2000
ketika banyak pendulang mulai beralih teknologi dari teknologi
tradisional ke pendulangan menggunakan mesin penyedot.
15
14. Wawancara dengan Hermansyah dan H. Wardhani Jum’at 11 Juni 2010
15. Wawancara dengan Salman, warga Cempaka, Minggu 5 Juni 2010
— 26 —