Page 104 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 104

M. Nazir Salim & Westi Utami

            kewenangan; kedelapan, status tanah berkonflik yang tipologi konfliknya
            berbeda-beda, kesembilan, Departemen Transmigrasi (pusat dan daerah)
            tidak memiliki dokumen pendukung yang memadai (peta dan daftar
            peserta), kesepuluh, makelar, masyarakat, dan para pemain tanah ikut
            terlibat dalam lahan-lahan transmigrasi, dan kesebelas, persoalan tran-
            saksi antara warga setempat dengan pembeli di bawah tangan yang tanpa
            bukti apapun. Banyaknya problem itu menjadi salah satu kendala lam-
            bannya capaian di bidang transmigrasi.

                Beberapa persoalan di atas tidak mudah diselesaikan karena per-
            bedaan penafsiran dan aturan hukum yang tidak clear terhadap status
            tanah tersebut, di sisi lain belum ada terobosan hukum untuk menyele-
            saikan tanah-tanah dimaksud. Catatan kendala di atas menjadi salah satu
            penjelas mengapa legalisasi aset pada lahan-lahan masyarakat dan
            pemukiman transmigrasi mengalami pelambatan. Tentu saja masih
            terdapat beberapa persoalan tumpang tindih, dan konflik penguasaan
            pada masing-masing objek dan subjeknya, serta belum clear and clean
            pada beberapa kasus kepemilikannya.
                Pada tahun 2019 muncul terobosan hukum untuk mempercepat
            penyelesaian tanah transmigrasi. Dalam penjelasannya, Direktur Land-
            reform Arif Pasha mengatakan, untuk tanah-tanah transmigrasi di bawah
            lima tahun maka penyelesaiannya wajib terlebih dahulu dilakukan
            sertipikasi HPL induknya terlebih dahulu-nya, baru kemudian diser-
            tipikasi perbidang untuk masyarakat yang menguasai sesuai bukti yang
            ada. Sementara untuk lahan transmigrasi yang lebih dari lima tahun maka
            bisa dilakukan pensertipikatan langsung melalui usulan Dinas Trans-
            migrasi setempat dan rekomendasi bupati (Pasha, 2019). Faktanya, untuk
            tanah-tanah transmigrasi yang lebih dari lima tahun mengalami banyak
            persoalan karena berbagai persoalan sebagaimana penulis jelaskan di
            atas. Dinas transmigrasi mengalami kesulitan mengidentifikasi objek dan
            subjek sesuai dengan data yang dimiliki, sehingga mengalami pelam-
            batan. Inti problem utamnya adalah persoalan basis data yang dimiliki
            oleh Dinas Transmigrasi tidak memadai, baik objek, subjek, peta, dan
            persil-persilnya sehingga mengalami kesulitan untuk menyelesaikannya.
            Di sisi lain, banyak masyarakat yang melakukan transaksi jual beli atau

              76
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109