Page 164 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 164

M. Nazir Salim & Westi Utami

            malisir hal-hal yang terjadi, khususnya yang berkaitan langsung dengan
            persoalan masyarakat. Pilihan-pilihan kebijakan yang dihadirkan
            harapannya mampu mengurangi resiko konflik tenurial yang lebih besar
            sambil menata pengelolaan kawasan hutan secara berkeadilan.


            A. Konflik Penguasaan Tanah Kawasan Hutan

                Hutan merupakan satu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan
            berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
            persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat
            dipisahkan (UU Nomor 41 Tahun 1999). Berdasarkan fungsinya hutan di
            Indonesia dapat dikategorikan menjadi hutan konservasi, hutan lindung
            dan hutan produksi. Hutan konservasi merupakan hutan dengan ciri khas
            tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman
            tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Di dalam hutan konservasi
            terdapat beberapa kawasan yakni kawasan hutan suaka alam, kawasan
            hutan pelestarian alam dan taman buru yang pengaturannya lebih lanjut
            diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
            Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengelolaan hutan yang
            sangat luas dengan berbagai perbedaan kepentingan terhadap peman-
            faatan hutan seringkali memicu terjadinya permasalahan dalam penge-
            lolaan, penguasaan, dan pemanfaatan kawasan hutan. Konflik penguasaan
            tanah kawasan hutan merupakan salah satu permasalahan besar di
            beberapa negara berkembang salah satunya adalah di Indonesia yang
                                                    2
            memiliki luas hutan mencapai 29.673.382 Ha (BPS 2018). Konflik tanah
            menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
            Pertanahan Nasional (ATR/BPN) No. 11 Tahun 2016 merupakan perseli-
            sihan pertanahan antara orang perseorangan, kelompok, golongan, orga-
            nisasi, badan hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau
            sudah berdampak luas.
                Konflik yang terjadi pada kawasan kehutanan di Indonesia men-
            duduki peringkat ke lima dari tujuh urutan konflik yang dikelompokkan
            oleh Konsorsium Pembaharu Agraria/KPA (pengelompokan berdasarkan
            sektor konflik), dimana urutan tertinggi konflik terjadi pada konflik
            sektor perkebunan, urutan kedua konflik terjadi pada sektor properti,

              136
   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169