Page 161 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 161

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               hektar), kemudian dibahas di bab 5 bagaimana mekanisme kerjanya,
               bagaimana pengelolaannya, dan bagaimana respons daerah terhadap
               objek pelepasan tersebut. Pembahasan itu untuk menjelaskan logika pada
               bab 3 yang menujukkan beberapa persoalan, dan faktanya di level daerah
               juga mengalami persoalan yang sama. Sementara pada pembahasan
               PPTKH juga penulis bahas secara detail untuk menunjukkan kinerjanya
               atas pertanyaan-pertanyaan di bab 3, dan bab lima menjelaskan posisi
               dan kerja-kerja PPTKH di Sumatera Selatan. Tentu saja penulis juga
               menjelaskan persoalan TORA di Sumatera Selatan secara keseluruhan
               beserta kendala dan upaya penyelesaiannya.

                   Itulah upaya penulis mencoba menjelaskan secara detail problem
               RA nasional yang kajiannya secara makro dan diturunkan pada level
               daerah atau pada tingkat mikro pada bab 4-5. Namun pada bab 4 penulis
               terlebih dahulu menjelaskan secara makro persoalan-persoalan wilayah
               kehutanan pada level daerah, mulai dari degradasi hutan dan penguasaan
               wilayah hutan oleh korporasi, konflik tenurial, kebutuhan lahan dari
               masyarakat, dan persoalan-persoalan terkait menejemen pengelolaan
               hutan. Dengan kajian model demikian penulis berharap bisa dipahami
               oleh pembaca yang mengalami kebingungan karena melihat lompatan
               kajian dari nasional ke lokal.


               F. Kesimpulan

                   Reforma Agraria pada era Jokowi-JK tidak mencoba mendefinisikan
               ulang tentang makna dan filosofinya, karena perdebatan RA bukan pada
               level itu melainkan pada tataran praktik dan kebijakan sekaligus
               modelnya. Apa yang Jokowi lakukan tidak jauh berbeda dengan periode
               sebelumnya, yakni legalisasi aset, redistribusi, dan yang baru adalah so-
               cial forestry. Jokowi mencoba membangun kebijakan RA dengan skema
               tersebut, yakni menjalankan ketiganya dengan memanfaatkan lahan baik
               kawasan hutan maupun non hutan. Ketiga skema itu mencoba didisain
               untuk dipraktikkan sekaligus. Hasilnya relatif berjalan, terutama legali-
               sasi aset, distribusi kawasan hutan dan non hutan, dan Perhutanan Sosial.
               Pilihan dan praktik kebijakan yang diambil Jokowi-JK dengan mema-
               dukan antara redis (hak milik) dan akses pemanfaatan lahan hutan (izin

                                                                         133
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166