Page 159 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 159

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               penghidupan masyarakat tidak masuk dalam Peta Indikatif, maka kebi-
               jakan yang diambil tidak akan dikeluarkan dari kawasan hutan. Semen-
               tara, kebijakan yang akan diambil tidak akan mengakomodir penyelesaian
               model lain yang dimungkinkan, karena Tim Inver di bawah harus
               memenuhi target penyelesaian yang sudah ditetapkan. Walaupun tidak
               bisa dipungkiri, di beberapa daerah yang masyarakatnya mengusulkan
               kepada Tim Inver tetap dilakukan verifikasi, dan rekomendasinya mayo-
               ritas Perhutanan Sosial, seperti yang terjadi di Ogan Komering Ulu
               Selatan. Lain halnya jika warga tidak mengajukan, namun lahan pemu-
               kimannya dan Fasum-Fasos masuk dalam Peta Indikatif, maka saat Tim
               Inver turun ke lapangan akan diupayakan untuk diikutkan dan dikeluar-
               kan dari kawasan hutan.
                   Pada konteks inilah masyarakat dirugikan akibat setting waktu yang
               tidak tepat, entah disengaja atau tidak, skema PS dan lainnya nyaris tidak
               mungkin dilakukan secara detail, karena Tim Inver bekerja berdasarkan
               target waktu yang ditetapkan. Tentu saja ada beberapa daerah yang sangat
               memperhatikan hal tersebut, namun kebanyakan lebih fokus pada skema
               perubahan tata batas. Di luar itu, bagi masyarakat yang tidak mengusul-
               kan dan Tim Inver tidak masuk, maka tanah mereka tidak akan dikelu-
               arkan dari kawasan hutan. Sebuah kerugian besar bagi masyarakat karena
               kehilangan kesempatan untuk membuka akses lahannya secara luas.

                   Jadi, inti dari problem utama Tim Inver adalah persoalan waktu yang
               terlalu mepet dengan target yang terlalu besar, pemahaman persoalan
               yang tidak komprehensif, dan SDM yang terbatas serta tidak memadai.
               Setidaknya hal ini tergambar di Sumatera Selatan yang mencoba “potong
               kompas” karena fokus pada tanah-tanah yang punya potensi untuk peru-
               bahan tata batas dan menjadi target Redistribusi pada tahun 2019. Realitas
               ini menjadi persoalan serius sebagaimana pesan Perpres 88/2017 sedikit
               diabaikan dan tentu saja masyarakat dirugikan akibat sistem yang digu-
               nakan adalah hanya satu kali kesempatan inver dan tidak dimungkinkan
               untuk dilakukan inver dua kali. Artinya Tim Inver tidak akan menerima
               usulan dari warga masyarakat sekalipun desanya masuk dalam kawasan
               hutan, karena kebijakan yang diambil tidak bisa dilakukan dua kali inver
               dalam satu kabupaten (Komunikasi dengan Zubayr).

                                                                         131
   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164