Page 155 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 155

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

               objek TORA dari pelepasan kawasan hutan, tanah ini kembali diangkat
               dan dihitung berdasarkan hutan yang pernah dilepaskan untuk
               pembangunan perkebunan skala luas. Jika dihitung secara total seluruh
               Indonesia berdasarkan hitungan KLHK total luas areal pelepasan ±
               2.113.335,46 hektar dan 20% dari areal pelepasan sekitar 422.667 hektar
               (KLHK, Juni 2018).

                   Argumen KLHK sebenarnya tidak salah karena sudah berdasarkan
               peraturan perundang-undangan, namun dimana tanah itu dan
               bagaimana mekanismenya untuk menarik tanah tersebut? Sesuatu yang
               tidak mudah, karena sudah dikuasai oleh perusahaan cukup lama dan
               tiba-tiba harus diambil untuk menjadi bagian dari objek TORA. Tentu
               saja tidak mudah dan ATR/BPN mengalami kesulitan jika hal itu harus
               dikerjakan oleh mereka. Sekalipun Menteri Sofyan Jalil di hadapan
               Menteri KLHK pernah berkomitmen untuk menarik tanah itu, namun
               faktanya tidak mudah untuk dilakukan (Komunikasi dengan Barkah
               Yoelianto 2018). Jika menggunakan mekanisme Permen ATR/BPN No. 7/
               2017, maka menunggu perpanjangan HGU atau pembaharuan HGU, sebab
               pada proses tersebut, bagi HGU yang belum memberikan alokasi 20%
               secara otomatis akan terkena saat proses perpanjangan atau pembaharuan
               hak dilakukan.

                   Selanjutnya terkait lahan yang diselesaikan dengan skema PPTKH
               (kriteria 4-6) yang juga rumit dipahami oleh masing-masing sektor,
               karena berbeda pemahaman masing-masing pihak. Dalam Perpres No.
               88 Tahun 2017 dan Permenko No. 3 tahun 2018, memiliki tujuan untuk
               menyelesaikan tanah-tanah masyarakat dalam kawasan hutan, dengan
               target pemukiman, Fasum-Fasos, dan lahan garapan sekitar pemukiman.
               Namun dalam prakteknya, yang digunakan oleh BPKH untuk melakukan
               inver adalah Peta Indikatif yang dikeluarkan oleh KLHK dalam konteks
               objek TORA. Idealnya, konsep PPTKH adalah apa yang diperintahkan
               Pepres 88/2017, yang sasarannya adalah lahan pemukiman, Fasum Fasos,
               dan lahan garapan masyarakat. Skemanya langsung melakukan inventa-
               risir lahan-lahan tersebut berdasarkan usulan masyarakat, namun jika
               dalam perjalanannya berubah dan tumpang tindih dengan objek RA
               pelepasan kawasan hutan (kriteria 1 dan 2), maka inver tetap bisa


                                                                         127
   150   151   152   153   154   155   156   157   158   159   160