Page 141 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 141

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          ber 1964 kepada Menko Kompartemen Hukum dan Dalam
                          Negeri,  Wirjono  Prodjodikoro  menyebutkan  dalam
                          pertimbangannya, ‘bahwa perkara-perkara yang timbul di
                          dalam pelaksanaan peraturan-peraturan landreform perlu
                          mendapat penyelesaian yang cepat,  agar  tidak  meng-
                          hambat pelaksanaan landreform; dan berhubung sifat-
                          sifat yang khusus dari perkara-perkara yang timbul karena
                          pelaksanaan landreform diperlukan suatu badan penga-
                          dilan tersendiri  dengan susunan, kekuasaan, dan acara
                          yang khusus pula” sebagaimana dijelaskan dalam UU No.
                          21 Tahun 1964.
                              Jika melihat Keppres No. 131/1961 tentang organisasi
                          landreform, penataan struktur agraria telah disepakati
                          sebagai tugas  dari pemerintah  pusat (negara),  artinya
                          presiden langsung mengambil posisi sebagai pimpinan
                          untuk mengerjakan penataan struktur kepemilikan tanah,

                          bukan  semata hanya  diserahkan kepada  Kementerian
                          Agraria. Hal itu dilakukan karena panitia landreform be-
                          kerja dari pusat sampai tingkat desa, sebagaimana struktur
                          organisasi yang diminta (Keppres No. 131/1961, Pasal 1-3).
                          Melihat struktur  organisasi yang  dibangun  dari  pusat
                          sampai tingkat desa menjadikan Indonesia sebuah negara
                          yang tampaknya berupaya secara serius menata persoalan
                          tanah  untuk menciptakan keadilan  dan  kesejahteraan,
                          khususnya menyelesaikan persoalan ketimpangan pengu-
                          asaan lahan. Pada sisi ini tampaknya definisi landreform
                          yang dipegang oleh negara cukup revolusioner, dan itu
                          “dikhawatirkan” akan menimbulkan dampak yang menyu-
                          litkan pula. “Landreform is a revolution which reform the

                                                                             105
   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146