Page 171 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 171

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          dibunuh maupun dibuang ke Pulau Buru. Peristiwa ke-
                          lam ini terjadi sampai bulan Maret 1966. Menurut Tas Sumit-
                          ro, pengalaman yang ia temui di lapangan, pada situasi
                          chaos, banyak orang memanfaatkan momen untuk balas
                          dendam dengan lawan-lawan politiknya dengan melapor-
                          kan orang-orang tertentu yang tidak disukai kepada militer,
                          padahal belum tentu ia menjadi bagian atau kader PKI (wa-
                          wancara dengan Tas Sumitro mantan anggota PNI).
                              Di luar arena Kementerian Agraria, tuntutan massa
                          untuk membubarkan PKI  cukup kencang disertai dengan
                          tuntutan pemulihan situasi sosial, politik, dan ekonomi,
                          kemudian terkenal dengan Tritura (Tiga Tuntutan Rak-
                          yat): 1. Bubarkan PKI, 2. Bersihkan kabinet dari unsur-
                          unsur G30S/PKI, 3. Penurunan harga/perbaikan ekonomi
                          (Duta Masyarakat, 7 Oktober 1965 dan 8 Oktober 1965).
                          Di Jawa, gerakan mahasiswa yang dipelopori oleh KAMI

                          telah menempatkan Sukarno pada posisi tertekan yang
                          pada  akhirnya menyerah  dengan menerima  “tuntutan
                          mahasiswa”. Langkah  pertama yang  ia  lakukan adalah
                          membentuk Presidium Dewan Kabinet yang terdiri atas
                          5 orang, yang diketuai oleh Letjen. Suharto dengan ang-
                          gota Adam Malik, Dr. Idham  Chalid, Sultan Hamengku
                          Buwono IX, dan Sanusi Hardjadinata. Bersama Presiden
                          Sukarno, presidium bertugas menyusun  kabinet  baru
                          untuk menggantikan kabinet sebelumnya, Kabinet Dwi-
                          kora  yang dianggap tidak bisa  mengatasi situasi  krisis
                          pasca peristiwa 1965. Kabinet ini kemudian dinamai Kabi-
                          net Ampera, (Amanat Penderitaan Rakyat), sebuah kabi-
                          net untuk menjawab Tritura. Langkah politik ini sebelum-

                                                                             135
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176