Page 195 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 195

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          mengikuti arus politik kelembagaan. Badan pertanahan
                          atau Kementerian Agraria adalah lembaga yang dibangun
                          untuk mengurusi persoalan rakyat  akan tetapi  kelem-
                          bagaannya  adalah produk  kebijakan politik,  sehingga
                          dengan gampang bisa berubah  sesuai selera penguasa.
                          Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi di dalam pendi-
                          dikan, ia harus memegang teguh sejarah kelembagaannya
                          dan mempertahankan visi misinya, dan berproses sesuai
                          rel yang disediakannya. Intervensi pihak lain bukan pada
                          substansi dan kelembagaan  pendidikannya, melainkan
                          pada politik kebijakan lembaga induknya.


                          F. Bubarnya Kementerian Agraria, 1966

                              Setelah pembentukan  Presidium, Kabinet  Ampera
                          diumumkan pada tanggal 25 Juli 1966 dengan Keputusan
                          Presidium Kabinet No. 163 Tahun 1966.  Berbeda dengan
                                                                8
                          Kabinet Dwikora yang diisi dengan 77 menteri, Kabinet
                          Ampera hanya diisi 24 menteri dan 5 Presidium. Dalam
                          pidatonya presiden menyampaikan bahwa, Kabinet Am-
                          pera tidak bisa memenuhi semua permintaan, tidak bisa
                          memuaskan  semua pihak, namun diharapkan  bantuan
                          semua  pihak  dan  dukungan  masyarakat  agar  dapat
                          dengan segera memulihkan situasi nasional yang sedang
                          terpuruk. Dalam amanatnya juga Sukarno menjelaskan
                          tujuan dan maksud meminta Soeharto untuk mengambil



                              8  Keputusa Presiden ini memutuskan dua hal: pertama membu-
                          barkan Kabinet Dwikora yang dibentuk dengan Keputusan Presiden
                          No. 215 Tahun 1964; kedua membentuk Kabinet Ampera 1966.

                                                                             159
   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200