Page 201 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 201

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          tahun 1966: Dinas Pengumpulan dan Pengolahan Data-
                          data Tata Agraria; Dinas Pelaksanaan dan Pembinaan Land-
                          reform; Dinas Penyelesaian Masalah-masalah Landreform;
                          dan Dinas Penyelesaian Masalah-masalah Tata Agraria.
                              Persoalannya, mungkinkah dinas-dinas di atas bisa
                          menyelesaikan proyek besar yang sebelumnya dikerjakan
                          oleh  Kementerian Agraria seperti landreform? Padahal
                          persoalan pendaftaran tanah, tata guna tanah, dan hak-
                          hak atas tanah tetap menjadi agenda rutin dalam kerja-
                          kerja administratif dan kelembagaan. Hal ini menarik
                          karena  dalam konsiderans  Keputusan Presidium  tidak
                          menyebutkan situasi politik yang melatari pembubaran
                          beberapa departemen dan juga tidak mencabut atau mem-
                          bubarkan kepanitiaan  landreform. Kepanitiaan landre-
                          form tetap dibiarkan,  namun yang bertanggung jawab
                          mengerjakan sudah bukan lagi Menteri Agraria sebagai-

                          mana Keputusan Presiden tentang Organisasi Kepanitiaan
                          Landreform, melainkan menjadi tanggung jawab Dirjen
                          Agraria dan Transmigrasi. Akan tetapi, dalam  banyak
                          pidato resmi para elite Agraria dan bahkan menteri Dalam
                          Negeri Basoeki Rachmat masih menunjukkan komitmen-
                          nya  untuk  menjalankan  landreform,  termasuk  meng-
                          instruksikan kepada kepala daerah untuk tetap menja-
                          lankan  fungsi  keagrariaan di daerah termasuk menga-
                          mankan hasil redistribusi tanah sebelum peristiwa 1965,
                          menyelesaikan  pembayaran ganti  rugi kepada  pemilik
                          tanah absentee dan kelebihan maksimum.
                              Situasi tersebut sebenarnya bisa dibaca bahwa panitia
                          landreform “bubar” secara otomatis ketika pimpinannya

                                                                             165
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206