Page 202 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 202
M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.
tidak lagi lembaga kementerian sebagaimana Keputusan
Kabinet Presidium 1966. Karena hal itu menyangkut
kewenangan kebijakan landreform pada periode berikut-
nya yang tidak lagi memanfaatkan kelembagaan yang ada
sebelumnya untuk dijalankan, seperti kepanitiaan land-
reform di daerah, khususnya pada periode pasca 1970an.
Apalagi pada periode Orde Baru yang tidak lagi menja-
lankan kebijakan landreform era Sukarno, misalnya ketika
Orde Baru mengeluarkan Keppres No. 55 Tahun 1980 ten-
tang “Organisasi Tata Kerja Penyelenggara Landreform”
telah mencabut Keppres No. 131 Tahun 1961 tentang “Or-
ganisasi Penyelenggara Landreform” dan Keppres No. 263
Tahun 1964 tentang Penyempurnaan Panitia Landreform
yang melengkapi Keppres No. 131/1961 terkait Panitia Land-
reform Pusat, Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat II, Keca-
matan, dan Desa.
Disisi lain, sampai awal pemerintahan baru pasca 1965,
penyelenggaraan landreform sebelumnya tidak pernah
dilakukan evaluasi sejauh mana kerja-kerja panitia
landreform yang dijalankan sejak 1961-1965, termasuk
sebagaimana dijelaskan oleh Hamid (1968), perlu
penyelidikan yang tuntas tentang kecurigaan-kecurigaan
pada seputar landreform dan kerja-kerja kepanitiaannya.
Masih dalam tahun-tahun dengan situasi yang sama,
terjadi perubahan struktur organisasi di tingkat Kedir-
jenan Departemen Dalam Negeri, Dirjen Transmigrasi
yang sebelumnya ditempatkan satu wadah dengan Dirjen
Agraria kemudian dipisah pada 1967. Transmigrasi ber-
gabung dengan Departemen Veteran, Transmigrasi, dan
166