Page 218 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 218

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

























                         Diantara para bekas pemilik tanah  Salah satu bekas pemilik tanah
                        Kelebihan Maksimum dan Absentee, menerima ganti rugi disaksikan oleh
                          bersama kepala desa dan Camat  Pjs. Bupati Kabupaten Indramayu.

                         Gambar 16. Petani penerima Redistribusi Tanah dan bekas pemilik tanah
                          Kelebihan Maksimum dan Absentee menerima pembayaran ganti rugi.
                            Sumber: Penyuluh Landreform dan Agraria , No. 5 dan No. 10, 1974.

                            Pasca 1974, skema yang dibangun oleh pemerintah
                        memang tampak berbeda pola dan tujuannya, setidaknya
                        pengalaman masa lalu sebagai pertimbangan mendasar
                        dalam menentukan kebijakan agraria. Sejak dibubarkan-
                        nya Departemen  Agraria tahun  1966 kemudian  diikuti
                        keluarnya UU Penanaman Modal Asing (UU No. 1 tahun
                        1967), orientasi negara mengalami perubahan. Setidaknya
                        sekalipun UU di atas didisain karena faktor modal untuk
                        membangun Indonesia sangat terbatas sehingga dibutuh-
                        kan transfer modal (investasi), teknologi, dan SDM dari
                        luar  negeri.  Sejalan  dengan  UU  tersebut,  kondisi  ke-
                        amanan dan ketertiban sangat dibutuhkan untuk memu-

                         182
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223