Page 395 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 395

BAB VII

                                              KESIMPULAN







                                 erjalan sejarah kelembagaan agraria  merupakan
                                 suatu  yang  menarik  diperhatikan,  bukan  saja
                          Pkarena dinamika dan perubahannya yang sangat
                          dinamis “naik turun dan lompat”, tetapi juga ada banyak
                          anomali di dalam proses-proses perkembangan kelem-
                          bagaannya. Sejak awal, persoalan agraria akan menjadi
                          isu sentral bagi Indonesia—bahkan pengalaman berbagai
                          negara dunia ketiga juga menunjukkan hal yang sama—
                          khususnya negara agraris atau negara yang menempatkan
                          tanah sebagai sumber utama penghidupan. Indonesia se-
                          lain mayoritas warganya tinggal di desa, juga ketergan-
                          tungan dengan lahan untuk hidup sangat tinggi. Oleh
                          karena  itu, persoalan tanah yang  dikelola oleh  negara
                          dalam hal ini Kementerian Agraria ditunggu “kebijakan
                          baiknya” oleh banyak pihak, terutama bagaimana negara
                          menyelesaikan warisan kolonial yang panjang dan rumit
                          pasca merdeka. Pengalaman panjang pada periode penja-
                          jahan, Pemerintah Kolonial Belanda telah menempatkan
                          tanah sebagai bagian dari komoditas yang berharga untuk
                          membangun negara induknya, baik ditempatkan sebagai
                          lahan untuk tanaman ekspor atau disewakan pada swasta

                                                                             359
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400