Page 398 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 398

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        mali. Di berbagai kesempatan, pemerintah menegaskan
                        dengan penuh keyakinan bahwa landreform bukan pro-
                        duk komunis, landreform adalah karya anak bangsa untuk
                        menata penguasaan tanah secara adil, menciptakan kese-
                        jahteraan,  dan untuk  membangun kedaulatan  pangan.
                        Namun, tidak bisa dipungkiri, isu landreform sebagai pro-
                        duk komunis telah merasuk ke dalam memori masyarakat,
                        sehingga kontra  landreform  di  pedesaan  meluas  dan
                        mengerdilkan upaya Panitia Landreform untuk menye-
                        lesaikan penataan penguasaan tanah yang sudah dimulai
                        oleh Sukarno.
                            Pada awal  lahirnya  UUPA, pilihan kebijakan yang
                        disepakati adalah  menata  struktur  penguasaan  lahan
                        untuk mengurangi  ketimpangan.  Sebuah  tujuan  yang
                        mulia dalam menjalankan amanat  UUPA tentang  lahan
                        pertanian  untuk kedaulatan pangan, namun  kemudian
                        secara kelembagaan kebijakan agraria berubah menjadi
                        dan dominan mengurus legalisasi tanah. Tentu saja  ini
                        bukan  pilihan salah  dan buruk,  masih menjadi  bagian
                        dari tupoksi kelembagaan agraria, akan tetapi pesan UUPA
                        yang paling krusial untuk menata struktur penguasaan
                        tanah yang timpang gagal dijalankan oleh Kementerian
                        Agraria.

                            Pilihan  kebijakan  yang  diambil kemudian  adalah
                        jalan kompromi, demi menyelamatkan kelembagaan agra-
                        ria.  Salah satu  pilihan dari  kompromi tersebut  adalah
                        menjalankan peran kelembagaan dengan mengadminis-
                        trasikan tanah atau fokus pada transmigrasi dan legalisasi
                        aset. Pilihan itu yang dianggap paling aman dan menye-

                         362
   393   394   395   396   397   398   399   400   401   402   403