Page 69 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 69

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                             tanah (grondbook stelsel). Terkait kadaster di Yogya-
                             karta, kemudian pemerintah Yogyakarta  mengeluar-
                             kan Perda Istimewa Yogyakarta No. 12 Tahun 1954 yang
                             isinya, tujuan diadakan kadaster tersebut dengan mak-
                             sud  untuk  menjamin  kepastian  hukum  sekaligus
                             sebagai kadaster fiskal (pajak);
                          4. Terakhir praktik kadaster dilakukan di Surakarta berda-
                             sarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Sunan Sura-
                             karta sebagaimana telah diumumkan dalam Rijksblad
                             Kasunanan No. 14 Tahun 1938 (Penyuluh Landreform
                             dan Agraria No. 14-15, 1974).

                              Pendaftaran tanah-tanah Subak di Bali yang diseleng-
                          garakan oleh pengurus Subak berdasarkan hukum  adat
                          Subak; pendaftaran tanah yang diselenggarakan di kepu-
                          lauan  Lingga berdasarkan peraturan yang  dikeluarkan
                          oleh Sultan Soleiman; pendaftaran tanah mengenai tanah-
                          tanah hak grant di Medan berdasarkan peraturan Gemeen-
                          te (Kotapraja) Medan; pendaftaran tanah di Yogyakarta
                          berdasarkan peraturan yang dikeluarkan Sultan Yogya-
                          karta (diumumkan dalam Rijksblad Kasultanan tahun 1926
                          No. 13); dan pendaftaran tanah di Surakarta berdasarkan
                          peraturan yang dikeluarkan Sunan Surakarta (diumum-
                          kan dalam Rijksblad Kasunanan tahun 1938 No. 14).

                              Belanda  mengenal  sistem  kadaster  dan  transaksi
                          tanah jauh sebelum lahirnya Agrarische Wet. Dan setelah
                          berlaku Agrarische Wet justru peralihan tanah dari Peme-
                          rintah Kolonial Belanda kepada swasta baik orang Eropa,
                          Cina, dan Arab semakin tinggi. Sebelum Agrarische Wet
                          keluar pada tahun 1870, pemerintah Kolonial Belanda di

                                                                              33
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74