Page 74 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 74

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        tambahan bagi masyarakat Indonesia karena sementara
                        terbebas dari  kerja paksa  untuk kepentingan  Belanda
                        (Fakhriansyah & Patoni, 2019; Susilo & Isbandiyah, 2018).
                            Singkatnya, Agrarische Wet sebuah peraturan yang
                        menandai  politik  liberal  di  Hindia  Belanda  sekaligus
                        pernyataan terkait hak atas tanah semakin menguat. Hal
                        itu terjadi karena Pemerintah Kolonial semakin terbuka
                        dan membuka ruang untuk pihak lain masuk ke Hindia
                        Belanda, maka diikuti dengan ketertiban yang semakin
                        ketat dalam hal pengelolaan tanah. Dalam  Pasal 1 dan
                        Pasal 20 Agrarische Besluit dinyatakan dengan tegas apa
                        yang kita kenal dengan domein verklaring, sebuah pernya-
                        taan kepemilikan, “semua tanah yang  pihak lain tidak
                        dapat  membuktikan sebagai hak eigendom-nya,  maka
                        tanah tersebut domein (milik) negara (Pemerintah Kolo-

                        nial). Walaupun pernyataan ini hanya berlaku di Jawa dan
                        Madura,  yang  kemudian wilayah  lain  juga  menyusul
                        seperti  Manado, Kalimantan, dan Sumatera. Faktanya,
                        pada periode tersebut, Jawa dan Madura merupakan sebu-
                        ah wilayah yang sangat produktif dan subur, sehingga
                        kontrol negara terhadap tanah sangat ketat, karena terkait
                        dengan distribusi dan pembukaan lahan-lahan baru bagi
                        pihak swasta (Masyrullahushomad, 2019).  Oleh karena
                        itu, pernyataan domein verklaring tersebut (Arizona, 2014)
                        untuk menegaskan bahwa tidak ada keraguan bagi Peme-
                        rintah  Kolonial  bahwa  satu-satunya  penguasa  yang
                        berwenang mengatur atau mengelola dan memberikan
                        tanah kepada pihak lain di Hindia Belanda adalah Peme-
                        rintah Kolonial Belanda.

                         38
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79