Page 76 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 76

M. Nazir Salim, Trisnanti Widi R, Diah Retno W.

                        dipunyai oleh setiap wajib pajak maupun penggunaannya,
                        karena harga atau nilai tanah ditentukan oleh luas tanah
                        dan penggunaannya. Yang menjadi objek kadaster fiscal
                        adalah bidang-bidang tanah menurut  penggunaannya,
                        selanjutnya disebut  bidang tanah  pajak,  dalam  istilah
                        Belanda dikenal dengan belesting percell.  Batas  tanah
                        pada kadaster fiscal pada umumnya  merupakan  batas
                        penggunaan  dan bukan batas-batas  hak  kepemilikan.
                        Pada  umumnya, batas  penggunaan merupakan  batas-
                        batas yang dapat dilihat dengan nyata. Pengukuran dan
                        pemetaannya pada  kadaster  fiscal tidak  memerlukan
                        ketelitian yang tinggi.  Hal itu  disebabkan karena nilai
                        harga tanah hanya didasarkan atas taksiran saja.
                            Sementara Recht Kadaster atau kadaster hak adalah
                        kadaster yang dibentuk dengan tujuan untuk menjamin

                        kepastian hukum hak atas tanah. Oleh karena itu, yang
                        paling menonjol dalam kadaster hak adalah siapa yang
                        menjadi pemegang hak, berapa luasan tanahnya, di mana
                        letaknya, serta di mana batas-batas  bidang tanah yang
                        bersangkutan. Subjek-subjek yang  menguasai  tanah
                        dalam konteks kadaster hak belum tentu orang tersebut
                        berhak atas tanah dimaksud. Untuk  itu, dalam rangka
                        memastikan haknya, pemerintah harus menjamin kepas-
                        tian  hukum  mengenai  subjek  dan  objeknya  dengan
                        mendetailkan letak, batas dan luasnya (Penyuluh Landre-
                        form dan Agraria, No. 3-4, 1974).
                            Menurut catatan sejarah mengenai kadaster di Indo-
                        nesia, sudah sejak mulai datangnya VOC telah dilakukan
                        dasar pertama untuk melaksanakan kadaster Indonesia,

                         40
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81