Page 75 - Politik Kelembagaan Agraria Indonesia: Jalan Terjal Pembentukan Kelembagaan dan Kebijakan Agraria, 1955-2022
P. 75

Politik Kelembagaan Agraria Indonesia

                          2. Hak atas Tanah dan Pendaftaran Tanah masa
                             Kolonial
                              Istilah kadaster berasal dari bahasa latin, Capitastrum,
                          artinya suatu daftar umum yang menguraikan nilai serta
                          sifat dari benda-benda tersebut. Namun pengertian ini
                          dianggap tidak sesuai, sehingga beberapa pakar membuat
                          def inisi sendiri. Kadaster  kemudian dimaknai sebagai
                          “tugas (fungsi) tertentu yang harus diselenggarakan oleh
                          pemerintah atau badan (organ) pemerintah yang harus
                          menjalankan tugas tertentu”. Dalam perkembangannya,
                          definisi kadaster terus mengalami perubahan dan perkem-
                          bangan, sehingga melihat kadaster berangkat dari unsur
                          yang harus dipenuhi oleh kadaster itu sendiri. Misalnya
                          kemudian kadaster dimaknai “pendaftaran atau pembu-
                          kuan bidang-bidang tanah yang terletak di suatu daerah/
                          negara di dalam daftar-daftar. Dalam pendefinisian ini,
                          unsur yang harus ada adalah pengukuran dan pemetaan
                          bidang-bidang tanah” (Penyuluh Landreform dan Agraria,
                          No. 1-2, 1974).
                              Menurut  Boedi Harsono  (1958a), sejarah  perkem-
                          bangan kadaster kemudian dikenal dua macam kadaster.
                          Keduanya harus dilihat dari tujuannya: 1. Belasting kadaster
                          atau cadaster fiscal (kadaster pajak); 2. Rechts kadaster atau
                          kadaster hak dikenal juga dengan eigendom kadaster.

                              Konsep Kadaster Fiscal dibangun untuk  keperluan
                          pemungutan pajak atas tanah agar tercipta adil dan mera-
                          ta. Konsep ini awalnya dibangun dengan argumen bahwa
                          untuk memungut pajak atas tanah secara adil dan merata
                          dari  wajib  pajak,  perlulah  diketahui  luas  tanah  yang

                                                                              39
   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80