Page 55 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 55
Djoko Suryo
bal yang baru serta sistem liberalisasi ekonominya telah mem-
bawa akibat peran negara bangsa mejadi lemah karena tidak
mampu menguasai lalu-lintas arus modal, barang, dan korporasi
yang datang dari dunia global melewati batas wilayah negara.
Perspektif homogenisasi desa global yang dikemukakan
oleh Wriston dan lainnya termasuk John Naisbitt dan Alvin
Toffler menyatakan bahwa proses globalisasi akan cenderung
membawa proses homogenisasi budaya global dan membentuk
komunitas desa global di dunia. Proses ini ditandai dengan pe-
ningkatan menyatunya kebudayaan global dan masyarakat di
seluruh dunia.
Berbeda dengan perspektif di atas, perspektif perselisihan
peradaban yang dikemukakan oleh Samuel P. Huntington
penulis The Clash of Civilization and the Remaking of World Or-
der, menolak pandangan desa global tersebut di atas. Menurut
Huntington berakhirnya Perang Dingin tidak hanya ditandai
pergeseran tata politik bipolar ke multipolar akan tetapi juga
ke multivisasi (Multicivilization). Gerak sejarah pada masa Pasca
Perang Dingin, menurut dia bukan lagi politik atau ideologi,
melainkan kebudayaan (culture). Huntington mencoba meng-
identifikasi 7 peradaban dunia yang akan menjadi pusat tatanan
dunia politik yaitu peradaban Islam, peradaban Barat, peradaban
Konfusian, peradaban Amerika Latin, Peradaban Afrika,
peradaban Hindu dan Budha, dan peradaban Jepang. Sebagai
akibatnya, benturan kebudayaan menurut Huntington tidak
dapat dihindarkan, dan segera mengganti pertentangan ideologi
atau politik dunia dari masa Perang Dingin. Pandangan Hun-
12
tington ini banyak yang tidak setuju dan menolaknya, lebih-
lebih pendapatnya tentang pertentangan Peradaban Barat dan
Islam seperti halnya Peradaban Barat dan Cina, karena Hun-
tington melupakan kenyataan bahwa masyarakat dalam satu
peradaban yang sama, tidak jarang sering berperang satu sama
12 Samuel P. Huntington, op.cit., hlm. 19-39.
34