Page 58 - Transformasi Masyarakat Indonesia dan Historiografi Indonesia Modern
P. 58

Transformasi Masyarakat Indonesia...

               dangannya ikut mendasari interpretasi dan teori kemajuan
               (theory of progress) dalam sejarah, yang berpangkal pada pan-
               dangan yang menyatakan bahwa:

                   “the whole human race, through alternate period of rest and unrest, of
                   weal and woe, goes on advancing, although at a slow pace, towards
                   grater perfection. Past, present, and future were once more linked in
                   development with a common direction; this time not toward a spiritual
                   goal but toward human betterman in this world”. 16
                   Arti terjemahan bebasnya kurang lebih: “seluruh perjalanan umat
                   manusia, melalui silih bergantinya masa tentram dan tidak
                   tentram, nikmat dan sengsara, menuju kearah sama, yaitu tidak
                   hanya ke arah tujuan perbaikan spiritual, tetapi juga yang pen-
                   ting menuju perbaikan manusia yang lebih baik/sempurna di
                   dunia”.
                   Comte merumuskan kembali dan mengganti visi Condorcet
               dengan teori yang sistematik. Menurut Comte perjalanan sejarah
               umat manusia digerakkan oleh evolusi pikiran manusia kolektif
               (collective human mind), yang berlangsung melalui tiga tahap per-
               kembangan mental kemanusiaan dalam tiga era, yaitu dari Era
               Teologis (Theological Era), ke Era Metafisik (Metaphysical Era),
               dan terakhir ke Era Positif (Positive Era). Pada masa itu, menurut
               dia, ilmu pengetahuan (science) akan mengatur manusia sesuai
               dengan hukum positif. Pandangan filsafat sejarah spekultaif
               (speculative philosophy of history), baik progresif, siklis, maupun
               takdir Tuhan (divine providence) dan lainnya ini, telah mengun-
               dang perdebatan dalam persoalan pencarian kebenaran sejarah
               (truth) dan eksplanasi kausalitas peristiwa sejarah. Hal ini telah
               melahirkan pandangan filsafat sejarah kritis atau analitik (criti-
               cal/analytical philosophy of history), dan sejarah ilmiah (scientific
               history) yang lebih menekankan pada cara “penggarapan sejarah”
               atau doing history, dengan model-model penggarapan sejarahnya.
               Salah satu diantaranya ialah model penggarapan sejarah eko-
               nomi dari W.W. Rostow dengan konsep enam tahap pertum-




                   16   Ibid., hlm. 205.

                                                                         37
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63