Page 183 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 183

M. Shohibuddin & M. Nazir S (Penyunting)

            IX/MPR/2001. Melaksanakan desentralisasi berupa pem-
            bagian kewenangan di tingkat nasional, daerah provinsi,
            kabupaten/kota dan desa atau yang setingkat berkaitan
            dengan alokasi dan pengelolaan sumber daya agraria/sumber
            daya alam. Semuanya itu tetap dalam rangka “Memelihara
            dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Repulik
            Indonesia”. Desentralisasi yang dinyatakan dalam TAP MPR
            tersebut meliputi alokasi dan pengelolaan sumber daya
            agraria/sumber daya alam.
                Usaha pembaruan agraria hanya akan berhasil mencapai
            tujuan apabila pembangunan dalam Era Reformasi pasca
            Orde Baru, benar-benar akan dilaksanakan berdasarkan
            kebijakan baru. Seperti yang dinyatakan dalam TAP MPR
            No XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomi Dalam Rangka
            Demokrasi Ekonomi dan tidak akan kembali kepada kebi-
            jakan pembangunan pertumbuhan seperti selama Orde Baru
            yang lalu. 14
                Kebijakan ekonomi baru mencakup kebijaksanaan,
            strategi dan pelaksanaan pembangunan yang mengutamakan
            kepentingan rakyat banyak, sebagai wujud keberpihakan
            pada kelompok usaha kecil, menengah dan koperasi, sebagai
            pilar utama pembangunan ekonomi nasional, tanpa menga-
            baikan peranan perusahaan-perusahaan besar. Pengelolaan
            dan pemanfaatan tanah serta sumber daya alam lainnya
            dilaksanakan secara adil dengan menghilangkan segala ben-
            tuk pemusatan pengusahaan dan pemilikan dalam rangka




               14  Boedi harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional,
            (Jakarta: Penerbit Usakti, 2003), hal. 22.

            136
   178   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188