Page 159 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 159
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 147
menjalankan Aktivitas produksinya. 38
Konlik isik terjadi di beberapa tempat seperti di Sukorejo,
Jember, bahkan pertempuran juga terjadi di daerah Pabrik Gula,
39
Wringin Situbondo dan Jatiroto Lumajang.
Konlik isik tersebut membuat tanah-tanah perkebunan yang telah
diusahakan oleh masyarakat hancur kembali. Upaya untuk menata
ulang keberadaan lahan perkebunan yang sudah secara perlahan
ditata menjadi sia-sia. Politik bumi hangus dilakukan oleh kedua
belah pihak tidak hanya t wilayah perk t
menghancurkan pabrik-pabrik gula, gudang-gudang, termasuk
hasil bumi yang masih disimpan. 40 Gudang-gudang yang biasanya
digunakan sebagai tempat penyimpanan tembakau beralih fungsi
menjadi tempat menyimpan peralatan militer, seperti senjata,
mesiu, dan lain-lain, termasuk menjadi tempat menyimpan alat
pemancar penghubung Jember dengan Jakarta. Bahkan ada satu
wilayah perkebunan y kemudian dijadikan basis
republik dan menjadi Front Jember Timur, yaitu di Sukorejo.
41
38 Laporan harian Kementrian Pertahanan V untuk daerah pendudukan
Belanda selama bulan November-Desember 1947 pada tanggal 30
Desember 1947, Koleksi Arsip Kementrian Pertahanan, No. Inventaris:
1157.
39 Wawancara dengan Ibrahim, Jember, 13 September 2004.
40 Arti siasat bumi hangus bagi laskar-laskar rakyat karena onderneming-
onderneming sebagai sumber kekayaan musuh. Mochammad Tauchid,
Masalah Agraria, hlm. 230.
41 Sebagai daerah yang kemudian menjadi basis pertahanan inilah yang
nantinya menjadi pemicu konlik antara pihak militer dalam hal ini
Kodam Brawijaya dengan masyarakat perkebunan Sukorejo, Jember,
khususnya pada masa berkuasanya rezim politik Orde Baru.