Page 165 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 165

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  153


              Ditambah   lagi pada  bulan  September   1950, Gouvernement’s
              Landbouw Bedrijven yang dibentuk berdasar Indonesische Bedrijven
              Wet  1927 menyatakan  bekas  perusahaan  perkebunan  milik  bangsa
              asing yang kalah  dalam  perang dunia  II dimasukkan  ke  dalam
              pengelolaan  Pusat  Perkebunan   Negara,  kecuali  perusahaan
              perkebunan  partikelir  masih  bisa  melanjutkan  usahanya. 59  Ini



              merupakan petanda aw    timbulnya sengketa tanah antar


              rakyat  yang sudah  menduduki tanah  dengan  pihak  pengusaha. Di
              tempat-tempat  itu  dapat  dipastikan  timbul pergolakan  yang tidak
              mereda  dan  memakan    korban. Orang gampang menjatuhkan
              kesalahan  pada  pihak-pihak  yang sedang berebut, tetapi tidak
              semudah  itu  untuk  menyelesaikannya. Soal ini berhubungan  erat
              dengan soal politik, psikologi, juga persoalan pokok yakni ekonomi.

                  Pada  dasarnya  pengembalian  ini terutama  dilaksanakan  di



              wilayah   karena perkebunan   tanah datar t


              pabrik-pabrik  gula  telah  diduduki kembali oleh  pemiliknya  pada
              masa  perang kolonial 1947-1949. Adapun    jumlah  perusahaan
              perkebunan  yang harus  dikembalikan  oleh  pemerintah  daerah





              Pro  Jawa Timur sebanyak 24  perusahaan perkebunan
              ber  kar  Karesidenan     wilayah y


              terluas  dalam  kepemilikan  perusahaan  perkebunan  sehingga
              sebanyak  128 perusahaan  harus  diserahkan  kembali pada  para
              pemilik hak erfpacht. asing. Sementara untuk Karesidenan Malang
                  (Kementrian  Dalam  Negeri, Pertanian  dan  Perburuhan) tentang
                  pembentukan  panitia  pengembalian  perusahaan  perkebunan  milik
                  asing, tanggal 8 Maret 1950 No. 2 H. 50. Panitia ini diketuai oleh Residen
                  masing-masing dengan  dua  tugas  utamanya. Pertama, mengadakan
                  inventarisasi perusahaan perkebunan. Kedua, memberi nasihat kepada
                  Gubernur, yang nantinya  berdasar  nasihat  ini Gubernur  menyetujui
                  atau  menolak  memberikan  ijin  sementara  untuk  meninjau  dan  atau
                    k  perusahaanny  Laporan Djawatan Pener





                  Republik Indonesia Pr  Djawa Timur  Propinsi, hlm. 332.
              59  Departemen Pertanian Badan Khusus PNP, Perkembangan 5 Tahun PN
                  Perkebunan 1968-1972 (Jakarta: Departemen Petanian, 1973), hlm. 13.
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170