Page 252 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 252

240   Tri Chandra Aprianto


            undang agraria, dari suatu  sistem  kolonial ke  suatu  sistem  agraria
            nasional sesuai dengan kepentingan negara dan rakyat Indonesia, dan
            khususnya  massa  rakyat  tani Indonesia. Kedua, untuk  mengakhiri
            sistem  dualisme  dan  meletakkan  dasar-dasar  untuk  mengadakan
            kesatuan  dan  kesederhanaan  dalam  hukum  pertanahan  terutama
            didasarkan atas hukum adat. Ketiga, untuk memberikan kepastian
            hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya. 8

                Sebelum   masuk   ke  fokus  pada  partisipasi masyarakat
            perkebunan pada periode ini, perlu digambarkan sedikit perjalanan
            hadirnya  kebijakan  politik  agraria, yang berujung pada  lahirnya
            UUPA   1960. Setidaknya  ada  dua  proses  yang menyertai upaya
            hadirnya  kebijakan  politik  agraria  nasional tersebut. Pertama,
            adanya  langkah-langkah  percobaan  yang dilakukan  untuk  menata
            ulang struktur agraria yang bercorak feodal dan kolonial ke nasional.
            Kedua, menyusun   kepanitiaan  sebagai badan  yang bertanggung







            jawab untuk melakukan teknis penyusunan kebijakan politik agr
            nasional.
                Untuk   langkah-langkah  percobaan  pada  dasarnya  telah




            dilakukan diber  daerah khususnya untuk wilayah perk

            Langkah-langkah  tersebut  baik  itu  dijalankan  berdasar  atas
            rancangan pemerintah, ataupun atas dasar inisiatif dari masyarakat.
            Pada  29  April 1946, masyarakat  menuntut  penghapusan  hak-




            hak konv  Daerah Istimewa Surakarta dan Yogyakarta.  9  Akibat

            tuntutan  tersebut  Mangkunegaran  menghargai keinginan  rakyat
            8   Selo  Soemardjan, ‘Land reform  di Indonesia’, dalam  Sediono
                Tjondronegoro dan Gunawan Wir  (eds  Dua   Abad   Penguasaan



                                                                J
                Tanah: Pola Penguasaan Tanah di Jawa dari Masa ke Masaakarta: PT
                                                                (
                Gramedia, 1984), hlm. 106.
            9   Hak untuk menggunakan tanah, buruh, dan air yang diberikan oleh
                pihak  Sultan  Yogyakarta  atau  Surakarta  kepada  perkebunan  asing.


                Pihak perkebunan membayar sewa kepada pihak K




                pada Sudargo Gautama dan Budi Harsono, Survey of Indonesian Law:
                Agrarian Law (Bandung: Lembaga Penelitian Hukum dan Kriminologi,
                Fakultas Hukum Univesitas Padjadjaran, 1972), hlm. 3-4.
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257