Page 254 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 254
Epilog
yang sejumlah buku-bukunya menjadi acuan penting pada masa-
masa Revolusi Hijau sedang digencarkan di Asia. Sebagai Ilmuwan
senior dan Ketua A/D/C, beliau adalah atasan Bill Collier. Baik di
Banyumas maupun di Kebumen, Mosher dan isteri menginap di
hotel, ditemani oleh Bill Collier. Sedangkan tim peneliti SAE
langsung tinggal di desa. Biasanya Pak Bill juga suka menginap di
desa, tetapi kali ini terpaksa melayani “bos”-nya.
Berbeda dengan Pak Bill yang masih muda dan senang
bergurau, Mosher itu orangnya serius dan berwibawa. Setiap
kali masuk desa, dan wawancara dengan rakyat, tentu saja
perlu penerjemah yang tak lain adalah Pak Bill dan saya sendiri.
Wawancara melalui terjemahan ini tentu saja agak membo-
sankan, sehingga suatu saat di desa Buluspesantren (Kabupaten
Kebumen), respondennya tertidur. Pak Bill tertawa, tapi
Mosher tidak!
Setelah dua hari meninjau desa-desa SAE, hari ketiga kami
berempat langsung menuju Yogyakarta. Sepanjang perjalanan
saya banyak bertanya, termasuk bertanya mengapa di dalam
buku-buku beliau yang sudah beredar di Indonesia saat itu,
hampir tak dibahas tentang landreform. Jawabannya singkat
“I will write about it, next time” (dan benar, ada uraian land-
reform dalam buku Mosher terbitan tahun 1976, Thinking
About Rural Development).
Setelah sampai di Yogyakarta ternyata saya diberi tugas
khusus. Para peserta konperensi tersebut di atas banyak yang
disertai isteri. Di pagi dan siang hari, ketika sang suami ber-
konperensi, rombongan isteri-isteri itu ingin melihat-lihat kota
Yogya, mengunjungi proses pembuatanan batik, dan berbe-
lanja. Saya harus “momong” isteri-isteri itu. Ada yang tua, ada
217