Page 261 - Seluk Beluk Masalah Agraria : Reforma Agraria dan Penelitian Agraria
P. 261
Gunawan Wiradi
juga, karena berbeda bidangnya, maka dia justru menjadi
“sparing partner” (teman berdebat) yang sangat berguna bagi
saya. Kami sering ke lapangan bersama-sama. Tetapi terutama
dalam menganalisis data dan menulis laporan, dia sangat
membantu saya, walaupun kadangkala disertai perdebatan
karena berbeda pandangannya.
Ketika suatu saat saya melakukan perdebatan selama tiga
bulan melalui surat-menyurat dengan seorang guru besar dari
Australia (karena suatu hal yang tak perlu saya ceritakan di
sini, dan tak perlu disebut namanya), Chris Manning mene-
nangkan dan sekaligus menyabarkan, agar saya tidak terlalu
keras. Barangkali karena ia sendiri adalah orang Australia, ma-
ka dia cukup memahami reaksi guru besar tersebut.
Salah satu hasil dari kegiatan resurvey tersebut di atas
adalah laporan yang saya tulis bersama Chris Manning (lihat
bab 6 dalam buku Ranah Studi Agraria, 2009, suntingan Moh.
Shohibuddin).
c. Kerjasama Dengan Prof. Dr. Willem Wolters
Pada tahun 1979, saya menjadi ketua penyelenggara “In-
ternational Workshop on Rural History” yang diselenggara-
kan di Hotel Cik Mungil, Cipayung, Bogor. Workshop ini meru-
pakan kerjasama antara Erasmus University di Belanda, PSP-
IPB, dan SDP/SAE. Saat itulah pertama kali saya berkenalan
dengan Willem Wolters (sekarang pensiunan Profesor dari
Universitas Nijmegen, Belanda). Tahun 1981 (jika tak salah),
Wolters menjadi dosen tamu selama setahun di Fakultas Pasca
Sarjana, IPB. Dia seorang antropolog yang selalu sedia menu-
larkan ilmunya, bahkan kadang tanpa ditanya.
224