Page 106 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 106

Yahman, Akur Nurasa, Westi Utami
            88

            Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Kabupaten/
            Kota.  Disebutkan bahwa  salah  satu  urusan  wajib  dan kewenangan
            pemerintah provinsi adalah pelayanan dalam bidang pertanahan (pasal 13
            huruf k, undang – undang 32/2004. Pasal 7 ayat 2 hurup r PP 38 tahun 2007
            ). Akan tetapi hadirnya Undang undang No 2 tahun 2012 serta Peraturan
            Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional (BPN)
            menempatkan  kewenangan  pemerintah daerah pada  bidang pertanahan
            menjadi sumir (tidak jelas).
                Pasal 2 menyebutkan, BPN bertugas melaksanakan tugas pemerintahan
            di bidang  pertanahan. Kemudian  pasal  berikutnya, menyebutkan
            bahwa BPN memiliki 11 fungsi, dan beberapa fungsi tersebut antara lain
            pengaturan dan  penetapan  hak atas  tanah,  pembinaan dan  pelayanan
            administrasi umum bidang pertanahan, pelaksanaan penatagunaan tanah,
            pengaturan dan penetapan hak - hak atas tanah, pembatalan penghentian
            hubungan antara orang dan atau  badan  hukum dengan  tanah  sesuai
            dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku, reformasi
            agraria dan penataan wilayah-wilayah khusus. Lahirnya berbagai peraturan
            ini adalah bukti nyata dari proses resentralisasi bidang pertanahan yang
            dilakukan pemerintah Indonesia.

                Menurut  Boedi  Harsono, ada  roh  yang  berbeda  pada otonomi di
            Indonesia  khususnya  bidang  pertanahan  ketika  masih  menggunakan
            undang-undang  22/2002  dengan  undang-undang  32/2004. Misalnya:
            dalam UU  No.  32  Tahun 2004,  kewenangan yang  menjadi  urusan wajib
            Pemerintahan Provinsi  dalam  skala Provinsi meliputi: ”pelayanan
            pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota”. Kewenangan yang menjadi
            urusan  wajib  Pemerintahan  Kabupaten/Kota  yang  berskala  Kabupaten/
            Kota meliputi: ”pelayanan pertanahan”, sedangkan UU No. 22 tahun 1999
            menyatakan,  bahwa  bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh
            Daerah Kabupaten  dan Daerah Kota meliputi: ”...pertanahan..”,  tanpa
            disertai  dengan kata  pelayanan. Hal ini  memberikan  arti  bahwa  dari
            segi lingkup kewenangan, UU No. 22 Tahun 1999 dalam hal penyerahan
            kewenangan di bidang pertanahan kepada pemerintah daerah (Pemerintah
            Kabupaten/ Kota), lebih luas jika dibandingkan dengan UU No. 32 Tahun
            2004 yang hanya sebatas pelayanan pertanahan.
                Kewenangan pemerintah daerah  khusunya  bidang  pertanahan yang
            diberikan oleh  undang-undang  22/2002  ini  kemudian dikuatkan oleh
            : Keputusan Pesiden Nomor 48  Tahun 1999  tentang  Tim Pengkajian
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111