Page 102 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 102
dengan taktik menghadang dan menyergap musuh kemudian
menghilang ke hutan-hutan petualangan. Pada saat musuh
dalam keadaan lengah tiba-tiba muncul dan menyergap.
Gerakan perlawanan terjadi di beberapa tempat, bukan
saja di daerah Kolaka (Mekongga), tetapi kadang-kadang
muncul dan menyergap di daerah Wajo, kadang-kadang
muncul dan menghadang di daerah Luwu. Markas besar Haji
Hasan ditempatkan di Lasusua. Markas itu merupakan suatu
basis pertahanan yang dilindungi oleh sebuah barisan gunung
batu yang terjal ke laut yang sampai kini terkenal namanya
"Gunung Todjabi" Pombili menetapkan garis pertahanannya
dari Mangolo (7 km di sebelah utara kota Kolaka) ke
Sabilambo sampai Laikamborasaa. 3 )
3. Jalannya perlawanan
Di dalam bulan Ramadhan pada tahun 1907, tatkala
Haji Hasan beristirahat di Wawo sam bil menjalankan ibadah
puasa, Belanda memusatkan perhatiannya untuk melumpuh-
kan dan menangkap Haji Hasan. Belanda memastikan bahwa
dalam keadaan berpuasa Haji Hasan akan kurang bersemangat
mengadakan aksi perlawanan. Belanda mengerahkan sekitar
300 orang pasukan dengan cara sangat rahasia untuk
mengepung Haji Hasan di kampung Wawo. Belanda tetap
yakin bahwa rencana dan siasat penyerangan itu tidak
diketahui oleh Haji Hasan oleh sebab itu Belanda berharap,
Haji Hasan akan tertawan pada saat itu. Namun, apa yang
diduga Belanda ternyata tidaklah demikian. Rencana pe-
nyerangan Belanda sempat diketahui oleh salah seorang
pengikut Haji Hasan menyebabkan usaha secara rahasia dari
orang Belanda menjadi bukan rahasia bagi Haji Hasan. Segera
dicari siasat untuk mematahkan rencana penyerangan
terhadap dirinya.
Di dekat Wawo disebuah daratan pantai yang berpasir
putih di samping sebuah tanjung. Haji Hasan menunggu
pasukan Belanda dengan taktik penyergapan secara tiba-tiba.
Pasukannya menempatkan diri pada tempat-tempat terlin-
dung dan siap sergap. Ketika rombongan pasukan Belanda
93