Page 103 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 103
lewat, dengan tiba-tiba Haji Hasan bersama pasukannya ke-
luar dari persembunyiannya sambil melakukan penyergapan
terhadap Belanda. Pasukan Haji Hasan bersenjatakan keris,
tombak dan taawu (parang panjang). Karena penyergapan
secara mendadak pihak Belanda menjadi panik sehingga
tidak memperoleh kesempatan untuk membalas serangan,
menyebabkan timbulnya korban jiwa yang cukup banyak dan
yang masih hidup lari meninggalkan medan pertempuran. 4 )
Belanda merasa malu akibat kerugian yang diderita
dari penyergapan Haji Hasan. Diaturlah cara pengepungan
yang ketat sehingga Haji Hasan terpaksa hidup berkelana
sambil mengatur siasat. Jika terancam di daerah Kolaka ia
berpindah ke daerah Luwu demikian pula seterusnya siasat
melepaskan diri dari kepungan Belanda, sambil mengatur
siasat gerilya. Beberapa kali Haji Hasan terjebak dalam ke-
pungan Belanda namun masih sempat meloloskan diri.
Pada suatu pengepungan Belanda di sekitar kampung Lasu-
sua, pasukan Haji Hasan melancarkan perlawanan di suatu
muara sungai. Perlawanan dipimpin oleh Toindera, komandan
pos di muara sungai Lasusua. Perlawanan segera dipatahkan
oleh Belanda. Pada saat perlawanan Toindera di muara
sungai, Haji Hasan dengan beberapa pengikutnya mengatur
siasat penyerangan di Rantelimbung, tetapi secara tiba-tiba
terjadilah penyergapan yang dipimpin oleh La Tollong dan
dibantu La Kampucu. Keduanya adalah pengikut setia Haji
Hasan. Dalam penyergapan pasukan Haji Hasan di Rante-
limbung ini telah pula menimbulkan korban jiwa di pihak
Belanda. 5 ) Belanda mundur dan memperkuat pasukan lalu
meneruskan pengejaran terhadap Haji Hasan ke daerah
Malili, Masamba sampai ke sekitar Palopo. Akhirnya Haji
Hasan tertangkap pada tanggal 14 April 1914 di kampung
Salubongko, 20 km sebelah utara Palopo. Tertangkapnya Haji
Hasan adalah merupakan hasil siasat Belanda menggunakan
dua orang pemberani dari S ppeng yang terdiri dari suku
Bugis dan kurang diperhitungkan oleh Haji Hasan sebagai
musuhnya.
94