Page 128 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 128

waktu   pelepasan  mereka  dari  tahanan.  Tuntutan  kedua
               tentang  penyerahan  50 pucuk senjata  api  dijawab  oleh  Andi
               Kasim  tidak  mengetahui  ada  senjata-senjata  sebanyak  itu
               namun  bersedia  mengadakan  pemeriksaan  dari  rumah  ke
               rumah  dalam  usaha  mencari  senjata-senjata  tersebut.  Rupa-
               nya  berita  tentang  PRI  Kolaka  dapat  menyelami dan  meng-
               ambil  senjata-senjata  J epang  yang  dibuang  mereka  di
               pelabuhan  Pomalaa pada  10 September 1945 telah diketahui
               oleh Australia.
                   Tuntutan  ke  3  dan  ke  4  sama  sekali  tidak  digubris oleh
               delegasi  Luwu/Kolaka  karena  apa  yang  disebutkan  ekstermis
               itu  adalah  para  pejuang  kemerdekaan,  sedangkan  untuk
               tunduk  kepada  J epang  merupakan  penghianatan  terhadap
               kedaulatan  sebagai  rakyat  merdeka.  Hari  itu  juga  Letnan
               J .Boon  diserahkan  pada  tentara  Australia  sedangkan  tawan-
               an ·  lainnya  diserahkan  . keesokan  harinya  beserta  sebuah
               kara bijn  rusak  dan  sepucuk  pistol  kepunyaan  Let nan J .Boon
               beserta  seberkas  prosesverbal  pemeriksaan/penggeledahan
               senjata api dari rumah ke rumah dalam kota Kolaka.
                    Rupanya  yang  dipentingkan  oleh  tentara Australia  ada-
               nya   pembebasan    tawanan,   karena   nyatanya  mereka
               meninggalkan  Pomalaa  dengan  puas,  malah  meminta
               beberapa  lambang  merah  putih  yang  dikenakan  di  dada
               delegasi  Luwu/Kolaka  sebagai  kenang-kenangan.  2 3  )  Dengan
               peristiwa  perlawanan  19  Nopember  1945  di  Kambo  Baru
               yang  berkesudahan  dengan  penawanan  J .Boon  dkk . . yang
               menyebakan  kedatangan  tentara  Australia  ke  Pomalaa
               berunding dengan PRI/PKR    dipandang  sebagai  kegagalan
               Kabasima  Taco/Komandan  Tentara  Jepang  di  Pomalaa,
               dalam  tugasnya  menjaga  ketertiban  dan  keamanan.  Oleh
               sebab  itu  ia  ditampar  dan  dimarahi  oleh  pimpinan  Tentara
               Australia.  Akibatnya,  Kabasima  Taco  meninggalkan  tempat
               lalu  menggabungkan  diri  dengan  para  pemuda  PKR  Kolaka
               dengan  memakai  nama  samaran  Mansyur,  lalu  berjuang
               melawan  NICA.  Ia  menjadi  pelatih  pasukan  PKR  Kolaka.
               Bersama  dengan Kabasima Taco turut  pula dua orang tentara
               Jepang  yang  rupanya  bertekad  tidak  mau  menyerah  kepada


                                                                     119
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133