Page 67 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 67

besar  dilanjutkan  pukul  19.00 nampak pihak Belanda amat gelisah
            mencari  jalan.  Untuk  mengusulkan  Sao-Sao  tidak  mungkin
            diterima  oleh  pendukung-pendukung  Karaeng  "Watukila"  yang
            dipelopori  oleh  Lapobende  dari  Abuki.  Belanda  mengambil
            kesimpulan,  bahwa  Lapobende harus  disingkirkan dalam pertemu-
            an.  Sekali  Jagi  Belanda  memamerkan  kejahatan  kolonialnya.
            Lapobende utusan bangsawan dari Abuki diberi minuman beracun.
            Pertemuan akan dilanjutkan mulai pukul  19.00. Sebelum pertemu-
            an  dibuka,  para  utusan  yang hadir  dalam  ruangan  disuguhi  kopi
            susu dengan macam-macam  kue, biskuit dll.
                 Tuan  Controleur  pura-pura  senang  dan  mempersilahkan
            minum  suguhan  kopi.  Apa  yang  terjadi  sebagai  tragedi  politik
            kolonial  Belanda?  Kopi  susu  untuk  Lapobende  dicampur  racun.
            Ketika  Lapobende  mengangkat gelas  minum  yang berisi  kopisusu
            bercampur  racun,  Controleur   pura-pura  ke  WC  untuk  buang
            air  kecil.  Tiba-tiba  suasana  pertemuan  menjadi  ribut,  gegar  dan
            panik.  Seusai  Lapobende  meneguk  kopi  susu,  beliau  terus
            jatuh  tersungkur di  bawah  meja  pertemuan. Dari mulutnya keluar
            air  liur  membusah  dan  seketika  itu  juga  menghembuskan  napas
            terakhir.  Pertemuan  besar  para  bangsawan  Konawe  bubar  tanpa
            kelanjutan dan ditutup untuk selama-Jamanya.  5)
                 Almarhum  Lapobende  bangsawan  dari  Abukti  kembali
            ke  rahmatullah  dalam  pembunuhan  yang  bersifat  pengecut  dari
            pihak  kolonial  Belanda.  Almarhum  Lapobende  mati  diracun
            karena  mempertahankan  kebenaran.  Beliau  dimakamkan  di
            Sadoha  Kendari.  Kematian  almarhum  Lapobende  telah  meng-
            gempatkan  seluruh  negeri.  Seluruh  rakyat  Konawe  berduka  cita
            atas musibah yang menimpa diri Lapobende.
                 Pihak  Belanda  kembali  memperketak  kewaspadaannya.
            Pasukan-parukan  Belanda  melakukan  patroli  terus-menerus  demi
            menjaga  keamanan. Kerja  paska  dijalankan  untuk membuka jalan
            ray a baru. Ini terjadi tahun  1916 sampai 'iahun  191 7. Perkampung-
            an  lama  terutama  rakyat-rakat  Tongauna  dipindahkan  (resettle)
            agar mudah pengawasannya.
                 Pombili  yang  juga  sudah  kembali  dari  pengasingan  di
            Makassar senantiasa memperlihatkan sikap tidak senangnya kepada
            Belanda.  Bahkan  Pombili  banyak kali  datang  bermalam  di  rumah


            58
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72