Page 142 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 142

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                insruktur  Jepang  memberikan  pelajaran  tentang  seiyin  (semangat)
                busyido  (ksatria),  disiplin,  dan  memberantas  rendah  diri,  melalui
                lembaga  pendidikan  sekolah  dasar  dan  menengah.  Sementara  untuk
                kaum  muda,  mereka  dididik  di  lembaga  pendidikan  khusus  seperti  A
                Seinen  Kunrensyo  yang  dibentuk  pada  Juli  1942  dan  Barisan  Pemuda
                                             11
                Asia Raya pada Agustus 1942.
                        Namun,  perekrutan  kalangan  muda  diiringi  oleh  pembekuan
                segala kegiatan politik di Jawa Barat. Bala tentara Jepang menerapkan
                sistem  fasisme  dan  menjadikan  garis  politik  pemerintah  sebagai  satu-
                                                  12
                satunya  aliran  yang  harus  dianut.   Jepang  di  Jawa  Barat  melarang
                kebebasan  menyatakan  pendapat  mengenai  urusan  pemerintahan,
                keadaan  politik  internasional,  mendirikan partai politik yang bertujuan
                untuk  mencapai  pemerintahan  sendiri,  atau  organisasi  partai  politik
                yang  berdasarkan  ideologi  nasional  atau  internasional.  Bahkan,
                masyarakat tidak boleh mendengarkan siaran radio luar negeri, seperti
                Radio  BBC,  Radio  Australia,  Suara  Amerika.  Jepang  memutus,
                memblokir, dan menyegel gelombang pendeknya.
                                                               13
                        Sementara itu, para guru diberi tempat terpandang oleh Jepang.
                Mereka,  selain  bisa  mengajar  kaum  priyayi,  juga  boleh  mendaftar
                sebagai perwira di lembaga kemiliteran Pembela Tanah Air (PETA). Para
                guru yang pernah menjadi anggota PETA adalah Jenderal Sudirman dan
                                               14
                Kolonel Sukanda Bratamenggala.
                        Tokoh  masyarakat  berpengaruh  di  Jawa  Barat  direkrut  Jepang.
                Para ulama yang berpengaruh dimanfaatkan Jepang melalui Shumubu
                (Kantor Urusan Agama) untuk kepentingan propaganda di tingkat pusat
                hingga  ke  desa-desa.  Untuk  menanamkan  semangat  pro-Jepang  dan
                wawasan  percaturan  dunia  internasional,  sebanyak  50  orang  ulama
                dilatih khusus di Jakarta pada Juli dan Agustus 1943. Pada 15 Desember
                1944,  Majelis  Syuro  Muslimin  Indonesia  (Masyumi)  mendirikan  Kaikyo
                                                                         15
                Seinen Teishintai yang lebih dikenal dengan nama Hizbullah.
                        Pusat latihan Hizbullah di Cibarusah, Bogor, terletak di sebuah
                tanah  lapang  seluas  sekitar  20  hektare  dekat  perkebunan  karet.
                Beberapa bedeng terbuat dari bambu dan kayu didirikan untuk asrama,
                ruang belajar teori, masjid, dapur, ruang makan dan sebagainya. Barak-
                barak  itu  hanya  bangunan  sementara  tetapi  memunyai  kelebihan
                dibanding  dengan  tangsi  serdadu  Jepang,  karena  bangunan  tersebut





                130
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147