Page 144 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 144

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                dikumpulkan.  Sendenbu  memutuskan  melebur  keempat  surat  kabar
                tersebut menjadi satu surat kabar. Untuk menyeleksi naskah berita yang
                masuk, dibentuk badan sensor berita.

                        Para  pemimpin  perusahaan,  pemimpin  redaksi,  hingga
                wartawan  keempat  surat  kabar  tersebut  sempat  keberatan  dengan
                peleburan  tersebut.  Namun  mereka  tidak  berdaya,  karena  ditekan
                tentara Jepang. Maka, pada Senin, 6 Roku Gatsu 2602 (1942) terbitlah
                suratkabar tunggal di Bandung bernama Tjahaja yang beralamat di Jalan
                Raya  Wetan  (Groote  Post-weg  Oost)  nomor  54,  Bandung.  Pegawai
                Gunsei,  Otto  Iskandardinata,  didapuk  sebagai  Direktur  Tjahaja;  bekas
                Pemimpin  Sepakat  A.  Hamid  sebagai  Pemimpin  Pusat  Redaksi;  bekas
                Direktur  Sipatuhunan,  Niti  Sumantri,  sebagai  Pemimpin  Administrasi;
                bekas Direktur Nicork Express, Bratanata, sebagai Pemimpin Propaganda
                Reklame; bekas Direktur Sinar Pasundan, Ali Ratman, sebagai Pemimpin
                           21
                Percetakan.
                        Edisi  perdana  surat  kabar  Tjahaja  pada  8  Roku  Gatsu  2602,
                memuat  foto-foto  dan  sambutan  kolonel  Matsui,  Direktur  Otto
                Iskandardinata, Pimpinan  Barisan Propaganda  di Bandung  S. Man, M.
                Tanaka,  dan  G.  Nakamura.  Juga  ada  sambutan  Bandung  Shityo
                Atmadinata, dan tokoh propaganda dan kebudayaan Jepang, S. Ozu.
                                                                                   22
                Kolonel  Matsui  dalam  sambutannya  mengatakan  bahwa  tujuan
                diterbitkannya  surat  kabar  Tjahaja  bukan  untuk  mencari  untung  dari
                keringat  penyusun-penyusunnya,  melainkan  untuk  mendidik  dan
                memimpin  penduduk  Indonesia  supaya  menjadi  hamba  Teno  Heika
                yang baru dan berusaha lengkap dan sempurna guna keteguhan Asia
                Timur Raya.
                           23
                        Penguasa  pendudukan  Jepang  juga  mendirikan  Jawatan  Radio
                Bandung  Hosokyoku  atau  Radio  Bandung.  Di  jawatan  yang  amat
                berperan  untuk  mempropagandakan  kepentingan  Jepang  itu
                ditempatkan pejabat Jepang, diantaranya A. Tazawa sebagai pimpinan
                radio  sekaligus  pengawas  terhadap  siaran  radio  luar  negeri,  Hindeki
                Zenda sebagai kepala siaran, dan Hoshi sebagai kepala tata usaha.

                        Sejumlah  pemuda  pribumi  direkrut  sebagai  pekerja  di  Jawatan
                Radio  Bandung.  Di  bagian  sarana  ada  R.A.  Darya  dan  B.  Badru
                melibatkan B. Sukiun, Sam Kawengke, Sofyan Junaid, Abdul Rajak, dan
                Sutarno Brotokusumo. Di bagian tata usaha ada Barens Saragih. Penyiar
                Radio  Bandung  adalah  Sjam  Amir,  Sakti  Alamsjah,  Hasjim  Rachman,



                132
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149