Page 299 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 299
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
di markas Drg. Mustopo. Karnadi dan Rakhmad sebagai ajudan atau
kurir Drg. Mustopo. Lukitaningsih terjun di medan pertempuran
memimpin bidang palang merah. Mashud dan Tuty menjadi pembantu
Dul Amowo dan Radio Markas Pertahanan Surabaya. Sutoyo dan
Wiwiek Hidayat menjadi wartawan perang. Sujoko menjadi wartawan di
Kedaulatan Rakyat. Gadio Atmosantoso menjadi perwira Divisi
Narotama diperbantukan pada Yonosewoyo. 57
5.14. Polisi Tentara Keamanan Rakyat (PTKR)
Setelah gedung markas Kenpeitai diserbu dan dikuasai rakyat,
bagian kanan gedung itu diduduki oleh sejumlah kecil kekuatan
pemuda bersenjata. Selain kelompok kecil ini, seluruh rakyat penyerbu
kembali ke tempat masing-masing. Sesuai dengan hasil perundingan
antara pihak Jepang dan Indonesia, pasukan yang menduduki bagian
kanan gedung Kenpeitai berada di bawah pimpinan Hasanudin Pasopati
dan N. Suharyo. Pemuda bersenjata itu berintikan 6 pelajar dan bekas
Peta. Hasanuddin adalah bekas Cudanco Peta sedang N. Suharyo adalah
mahasiswa Ika Daigaku Jakarta, dari kelompok Prapatan 10. Pada
gedung bagian sayap kiri masih terdapat sekitar satu kompi serdadu
Jepang yang bersenjata. Atas perintah Jendral Iwabe, tiga hari kemudian
pasukan Jepang itu dipindahkan ke tempat penampungan tahanan di
Kompleks Pasar Malam (Jaarmark, kemudian THR) dengan
meninggalkan seluruh persenjataannya dan perlengkapannya. Sejak itu
gedung tadi sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Pemerintah
Republik Indonesia.
Atas persetujuan pimpinan BKR Jawa Timur, Karesidenan dan
Kota, Hasanuddin dan N. Suharyo membentuk Polisi Militer. Setelah
peresmian berdirinya TKR, kelompok bersenjata tersebut bernama PTKR
atau Polisi Tentara Keamanan Rakyat. Hasanuddin adalah Arek Surabaya
keturunan Madura, bekas Cudanco Peta. Pada jaman Hindia Belanda
bekerja sebagai guru lulusan HIK. Di PTKR pangkat Hasanuddin Letnan
Jendral. Setelah ada peninjauan menjadi Letnan Kolonel.
Suharyo (panggilannya Kecik) juga Arek Surabaya, mahasiswa
Fakultas Kedokteran Tinggi di Jakarta, dari kelompok mahasiswa
pejuang Prapatan 10 Jakarta. Latar belakang kemiliterannya: ia termasuk
tiga orang mahasiswa kedokteran Jakarta (lainnya Suyitno dan
Sugiyarto) yang terpilih masuk mengikuti latihan khusus Pasukan Khusus
287