Page 301 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 301
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Indonesia jangan sarnpai mendengar siaran lain yang dapat merugikan
Jepang, radio milik umum disegel. Kemudian NIROM (Nederlands
Indiesche Radio Omroep) Surabaya namanya diganti menjadi Surabaya
Hosokyoku (Dinas Siaran Radio Surabaya). Dengan demikian, Jepang
ingin agar rakyat Indonesia menurut apa saja yang menjadi kehendak
Jepang. Meskipun Surabaya Hosokyoku sering melakukan propaganda
bagi kemenangan Jepang dalam perang Asia Timur Raya, tetapi
Surabaya Hosokyoku bukan organ dari Sendenbu (Barisan Propaganda),
melainkan berdiri sendiri.
Peranan Radio Republik Indonesia Surabaya dalam perjuangan
menegakkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia besar sekali. Melalui
Surabaya Hosokyoku diselipkan penyiaran lagu-lagu ciptaan Maladi "Di
bawah sinar bulan purnama" yang menggambarkan kemiskinan rakyat
di bawah kekuasaan fasis. "Mutiaraku" Iagu kroncong yang memuja
60
Kemerdekaan Ibu Pertiwi dengan istilah "kau tetap jaya sakti".
Radio penerima di masyarakat umumnya disegel. Tetapi ada
bagian di Hosokyoku tidak ikut disegel, yaitu bagian untuk khusus
merelay Radio Tokyo. Pemuda yang berada di lingkungan itu dapat
mendengar siaran radio luar negeri. Lewat siaran itulah diketahui bahwa
pada tanggal 6 Agustus 1945 Nagasaki dibom atom oleh Amerika dan
pada tanggal 9 Agustus 1945 menyusul Hiroshima. Berita kapitulasi
Jepang kepada Sekutu telah tertangkap dari siaran Radio Tokyo tanggal
14 Agustus 1945. Berita pemboman Nagasaki dan Hiroshima
disampaikan kepada Ruslan Abdulgani melalui Nyorrya Kartoyo. Sedang
berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu (Amerika Serikat)
disampaikan kepada Dul Amowo. Pencurian berita itu merupakan
sumbangan tersendiri bagi perjuangan kemerdekaan bangsa.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diumumkan di
Jakarta, pada tanggal 18 Agustus 1945 pada siaran jam 19.00, Radio
Surabaya mengumandangkan berita Proklamasi dalam bahasa Madura.
Petugasnya adalah R.P. Jakfar Brotoatmojo. Pembacaan dalam bahasa
Madura disiarkan dengan alasan agar orang Jepang tidak langsuhg
mengerti, terutama yang berada di studio. Selain itu, sebagian
penduduk Jawa Timur, Surabaya ke Timur, kebanyakan mengerti bahasa
Madura. Siaran dalam bahasa Indonesia baru dilakukan pada tanggal
19 Agustus 1945. Demikianlah, mulai tanggal 22 Agustus 1945 Radio
Surabaya menjadi Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya. Dalam usaha
289