Page 302 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 302

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                memobilisasi massa  rakyat, maka  radio  umum  yang  telah  dipasang  di
                tempat strategis oleh pemerintah Jepang diperbanyak dan diperluas.
                        Ketika missi RAPWI datang di Surabaya pada bulan September
                1945, sejumlah perwiranya datang ke RRI bagian penyiaran di Embong
                Malang,  minta  beberapa  tenaga  telegrafis.  Pemimpin  RRI  Sukirman
                menyanggupi  asal  melalui  pemerintah  Republik  Indonesia    Surabaya.
                Perwira  RAPWI  meninggalkan  RRI  menuju  hotel  Yamato  Hoteru,  dan
                Sukirman turut. Di hotel Yamato Hoteru (Hotel Oranje) Sukirman tahu
                bahwa yang berpakaian seragam RAPW tidak hanya orang Inggris, tapi
                juga  terdapat  orang  Belanda.  la  juga  bertemu  dengan  bekas  kepala
                teknik Surabaya Hosokyoku, Takiuchi. Kesaksian Sukirman ini kemudian
                dilaporkan kepada Residen Sudirman.
                        Pada bulan yang sama dua truk pasukan Kenpeitai datang di RRI
                Embong  Malang  untuk  mengambil  pemancar.  Pemuda-pemuda
                karyawan     RRI   di    bawah    pimpinan     Sukirman    bersikeras
                mempertahankannya. Pihak Kenpeitai bersikeras hendak mengambilnya,
                tetapi  segera  mengundurkan  diri  karena  massa  rakyat  setempat  telah
                bersiap-siap  menyerbunya.  Kepungan rakyat yang  begitu  banyak  telah
                menggagalkan Kenpeitai mengambil pemancar RRI di Embong Malang.

                        RRI  Surabaya  juga  ikut  giat  membantu  penyelenggaraan  rapat
                samodera di Pasarturi dan Tambaksari. Dengan modal pengeras suara,
                pegawai RRI berkeliling kota, menyerukan agar rakyat membanjiri rapat
                samodera  tersebut.  Juga  pengeras  suara  yang  digunakan  untuk
                keperluan  kedua rapat  itu  disediakan  oleh  RRI  Surabaya.  Serah  terima
                secara resmi dari Surabaya Hosokyoku kepada Radio Republik Indonesia
                Surabaya dilaksanakan tanggal 27 September 1945, antara Moromoto
                                                   61
                dengan Residen Surabaya Sudirman.
                        Sebelum  Radio  BPRI  berdiri,  Bung  Tomo  juga  berhubungan
                dengan RRI, baik untuk berpidato (karena dia Kepala Bagian Penerangan
                PRI), maupun untuk memperoleh bantuan guna mendirikan pemancar
                sendiri. RRI Surabaya turut memobilisasi massa dan mengkonsolidasikan
                tiap  hasil  mobilisasi  tersebut.  Bersama-sama  wartawan  film  dan  surat
                kabar,  wartawan  radio  saling  mengisi  tiga  bidang  yang  berfungsi
                sebagai  penerangan  kepada  rakyat  demi  kepentingan  perjuangan
                Kemerdekaan  Indonesia.  Dalam  masa  pergolakan  itu  kapan  saja  Drg.
                Mustopo selaku Menteri Pertahanan ad interim berpidato tentu segera
                disiarkan  RRI  Surabaya.  Untuk  siaran  demikian  RRI  menggunakan



                290
   297   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307