Page 295 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 295
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Langkah PRI Maluku dan API Ambon yang pertama
memperkenalkan diri kepada masyarakat. Atas prakarsa dr. Siwabessy
dan Kalibongso, mereka mengadakan pertemuan dengan KNI
Karesidenan Surabaya di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Bubutan.
Dalam pertemuan ini Bambang Suparto berbicara sebagai wakil KNI dan
Rambe sebagai kertua PRI Maluku. Dari pertemuan itu diputuskan untuk
mencetak 5.000 helai maklumat yang ditujukan kepada segenap
pemuda Maluku dan masyarakat luas, bahwa Maluku adalah bagian
55
dari Republik Indonesia.
Di samping PRI Maluku, di Surbaya jug dibentuk PRI Sulwesi
pada September 1945 dan dan PRI Kalimantan pada Oktober 1945.
Pembentukan badan-badan perjuangan dari berbagai kelompok etnis
bukanlah hal yang mudah. Kecurigaan seringkali terjadi. Untuk
mengatasi hal ini, Ketua KNI Dul Amowo bersama Tamboto terus
mengadakan seruan lewat radio. Dalam hal ini Radio Republik Indonesia
menyediakan program tetap untuk penerangan khusus mengenai hal
ini. Yang berbibacara di antaranya adalah Dr. G.A. Siwabessy.
Berdirinya PRI Surabaya dalam waktu singkat disusul berdirinya
PRI di tempat lain, yakni Mojokerto, Jombang, Gresik, Blora,
Bojonegoro, Tuban, Sumenep Jember, Bondowoso, Malang, Kediri,
Ponorogo (Jawa Timur), Magelang, Solo, Yogyakarta Purwokerto, (Jawa
Tengah), Cirebon, Tasikmalaya, Bandung, Garut (Jawa Barat) Sumatra
Timur/Sumatra Selatan dan sebagainya. Kalau di luar Surabaya terdapat
PRI yang sifatnya lokal, maka itu adalah sebagai akibat gema dari
perjuangan di Surabaya waktu itu. Gerakan PRI di Surabaya ternyata
mampu menarik simpati serta mampu mambangkitkan semangat
patriotik dan revoiusioner kepada pemuda daerah lain. Gerakan bawah
tanah juga berperan dalam hal ini. Selain dari pada itu pemuda
seberang atau yang berasal dari Surabaya/Jawa, yang waktu itu tinggal
di Surabaya, juga bergetar hatinya dengan semangat yang tinggi,
beramai-ramai membentuk organisasi dan memilih nama PRI untuk
tempat barnaung sebagai alat perjuangan. Mereka berjuang membaur
dan bahu-membahu sebagai ―Arek-arek Surabaya‖ dengan panuh
solidaritas yang sangat meyakinkan.
283