Page 292 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 292

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                didapatnya  kendaraan  berlapis  baja  (panserwagon)  Pasukan  L  makin
                berwibawa.


                5.11. Pemuda Republik Indonesia (PRI)
                        Pemuda  ikut mengambil peran  dalam mencetuskan  Proklamasi
                Kemerdekaan  Negara Republik  Indonesia.  Setelah  proklamasi,  pemuda
                dan  rakyat  Indonesia  menjadi  pengisi  dan  pembela  proklamasi.
                Kekuasaan  yang  masih  dalam cengkeraman  Jepang  harus  direbut  dan
                diambil  alih.  Jepang  tidak  mungkin  akan  menyerahkan  kekuasaan  itu
                kepada bangsa Indonesia begitu saja.
                        Di  Surabaya,  para  pemuda  bergerak  cepat  keluar  masuk
                kampung  menggelorakan  semangat  rakyat.  Hanya  satu  cita-cita  yang
                diusung,  yaitu  persatuan  rakyat  Indonesia  yang  erat  guna  menyusun
                dan  menggerakkan  tenaga  untuk  mengisi  dan  mempertahankan
                Proklamasi.  Diakui  atau  tidaknya  Republik  Indonesia  oleh  dunia
                internasional  adalah  urusan  nanti.  Segala  sesuatu  yang  penting  untuk
                                                             52
                mengisi Proklamasi dilakukan tanpa ragu-ragu.  Surabaya yang selama
                tiga tahun mengalami pemadaman listrik terus-menerus, sejak tanggal
                22 Agustus 1945 menjadi terang-benderang.
                        Pada  akhir  bulan  Agustus  Keibodan  dibubarkan.  Pada  tanggal
                24  Agustus  1945  secara  resmi  para  pembesar  Jepang  membacakan
                tentang  berakhimya  perang  dan  pernyataan  Tenno  Heika  dan  Saiko
                Sikikan  di  hadapan  pejabat  Pamong  Praja.Pada  pertengahan  bulan
                September, tentang pengambilalihan kekuasaan dan perlucutan senjata
                Jepang diperdebatkan oleh para pemuda di lingkungan AMI Surabaya.
                Tanggal 20 September 1945 sebuah rumah kediaman seorang Jepang
                diambil  alih  oleh  para  pemuda.  Mereka  itu  Jamal,  Pramuji,  Sujono,
                Suyono,  M.  Dimyati,  Suwardi  (pyeng),  Karyono  Ys  dan  kawan-kawan.
                Rumah  itu  terletak  di  sudut  Princesselaan  no.  1  Surabaya.  Jalan  di
                sebelah  rumah  tadi  kemudian  dinamakan  Jalan  Merdeka  (sekarang
                Widodaren).

                        Jamal mengajukan usul agar gedung itu dijadikan suatu Markas
                Komando Revolusi Surabaya. Usul itu disetujui dan disebarkan kepada
                kawan-kawan  lain  di  Surabaya.  Mereka  juga  bersepakat  untuk
                mendirikan  Markas  Besar  Pemuda  Republik  Indonesia  (PRI)  Surabaya.
                Pada  esok  harinya  pagi-pagi  jam  06.30,  tanggal  21  September  1945,




                280
   287   288   289   290   291   292   293   294   295   296   297