Page 293 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 293
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Jamal telah memasang spanduk besar di depan gedung bertuliskan:
Markas Besar Pemuda Republik Indonesia. Dengan demikian
53
terbentuklah PRI, Pemuda Republik Indonesia Surabaya. Yang menjadi
masalah adalah apakah kekuasaan dengan persenjataan Jepang akan
terus berlangsung? Apakah para pemuda terus menunggu-nunggu
adanya instruksi dari Jakarta untuk mengambil alih kekuasaan Jepang di
Surabaya? Apa harus ada prakarsa bertindak melucuti senjata Jepang
berdasarkan tekad dan kemampuan sendiri?
Akhirnya, setelah melalui perdebatan seru, konsep untuk segera
bergerak datang dari Sumarsono dan Ruslan Wijayasastra dan disetujui
rapat. Lalu PRI mempelopori usaha mengambilalih kekuasaan dan
persenjataan Jepang. Untuk mematangkan situasi dan menggelorakan
semangat warga Surabaya, maka pada tanggal 21 September para
pemuda menyelenggarakan rapat samodera di Tambaksari.
Rapat AMI, yang diselenggarakan tanggal 23 September 1945
memutuskan bahwa AMI berintegrasi dalam suatu bentuk organisasi
pemuda, yaitu PRI. PRI dianggap lebih sesuai dengan aspirasi revolusi
para pemuda waktu itu. Maka serah terima dilaksanakan dari pimpinan
AMI, Ruslan Abdulgani, kepada Sumarsono sebagai pimpinan PRI.
Dengan demikian untuk selanjutnya AMI tidak ada lagi.
PRI merupakan badan perjuangan atau organisasi kelaskaran
yang dibentuk pertama kali di Surabaya berdasarkan spontanitas dan
perasaan solidaritas yang tinggi antar-pemuda, karena panggilan
jiwanya untuk menegakkan kemerdekaan. Peristiwa perebutan
kekuasaan yang terjadi sejak bulan Oktober menyadarkan mereka
perlunya segera dibentuk wadah perjuangan para pamuda. Karena itu,
PRI mendapat sarnbutan dan simpati besar di kalangan pemuda. Dapat
dikatakan hampir semua pemuda di Surabaya menyatakan diri masuk
PRI.
Meskipun dalam suasana yang tidak menentu, PRI terus
barjalan. Kepengurusan PRI sering diganti. Pemuda yang saat ini duduk
dalam kepengurusan, karena dalam bebarapa hari tidak datang oleh
pengurus diganti dengan pemuda lain, atau kelompok lain. Meski
demikian, tugas dan kegiatan PRI berupa latihan dan penjagaan obyek
vital dilakukan secara bergilir dan terus dilaksanakan. Kesibukan dan
kegiatan terus berkembang. Kantor tempat lahir gerakan pemuda itu
tidak mampu lagi menampung berbagai kegiatan, maka memerlukan
281