Page 151 - Educational HYpnosis
P. 151
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
hypnosis. Jika Anda adalah pribadi yang benar-benar baru membaca tentang
hypnosis, Anda bisa menemukan penjelasan yang lebih rinci di dalam literatur-
literatur hypnosis lainnya. Meskipun demikian, literatur hypnosis yang beredar di
Indonesia mayoritas ditulis dalam konteks terapi. Namun pemahaman dasar yang
melandasi hypnosis sama saja.
Buku ini tidak bertujuan agar Anda (para guru dan dosen) menjadi seorang
hypnotist. Buku ini ditulis agar kita bisa memanfaatkan hypnosis untuk membantu
siswa belajar, dan membantu kita mengajar. Meskipun demikian pula, sebenarnya
kita sudah seringkali menggunakan hypnosis di dalam profesi kita tanpa
menyadarinya. Bahkan, saya kini bisa menyimpulkan bahwa semua proses
pembelajaran dan pendidikan adalah proses yang melibatkan hypnosis.
Sayangnya, hypnosis hanyalah metodologi, teknik, seni. Sementara itu, hasil yang
didapatkan adalah konten dari hypnosis itu sendiri. Inilah mengapa kita seringkali
kecewa dengan hasil pekerjaan kita sendiri sebagai pendidik; kita mungkin
menggunakan metodologi yang efektif, tetapi kita seringkali mencampurkan
“madu” dan “racun” di dalam proses pembelajaran dan pendidikan kita. Buku ini,
terutama pembahasan di bagian selanjutnya, diharapkan bisa memberikan kita
kuasa kontrol terhadap apa yang selama ini kita lakukan (mengajar, mendidik,
menilai, memuji, memandu, dan sebagainya).
5.3. Apakah Pengaruh Hypnosis Bersifat Permanen?
Saya berpikir bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang permanen,
semuanya rentan terhadap perubahan, termasuk pengaruh hypnosis. Namun
untuk bisa sampai pada kesimpulan ini, maka penting bagi kita untuk memahami
bagaimana hypnosis bekerja.
Sejenak kita ingat kembali pembahasan kita tentang otak, tentang jaringan
sinaps, bahwa otak memiliki dua sifat paradoksal. Pertama, otak memiliki
kemampuan untuk bertahan, mekanisme pertahanan sistem yang disebut dengan
homeostasis. Kedua, otak memiliki sifat fleksibel yang mampu mengalami
perubahan yang disebut dengan brain plasticity. Sederhananya, pikiran seseorang
dapat berubah, tetapi tidak sembarang sebab yang dapat mengakibatkan
seseorang berubah pikiran. Seandainya otak manusia tidak memiliki mekanisme
pertahanan, maka aktivitas manusia di dalam kehidupannya tidak akan pernah
ada yang tuntas; dan jika otak manusia tidak bersifat fleksibel, maka manusia
sudah punah sedari dulu karena tidak mampu beradaptasi. Perubahan pada
jaringan sinaptik pada otak menghasilkan perubahan pada pikiran dan pemikiran.
Perubahan pada pikiran dan pemikiran juga akan menghasilkan perubahan
jaringan sinaptik pada otak.
144