Page 17 - Educational HYpnosis
P. 17
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Memberikan perhatian, atau fokus, merupakan keterampilan yang harus
dilatih, dirangsang, dan dikembangkan. Jika kita ingin otak siswa memperhatikan
apa yang sedang kita sampaikan, maka penyampaian materi harus beragam cara
dan kita harus terus melatih mereka. Gunakan media yang interaktif yang
melibatkan berbagai learning modalities. Meskipun demikian, seringkali media
yang interaktif-pun belum berhasil “menghipnotis” para siswa, dan ini
menyebabkan kegagalan dalam fokus. Kegagalan ini terjadi karena ada hal-hal
lain yang memengaruhi kerja otak yakni lingkungan sekitarnya.
Lingkungan sekitar dapat dilihat secara fisik, secara alamiah, maupun
secara emosional. Secara fisik, lingkungan yang rapih, bersih, atau unik dapat
membantu fokus siswa. Secara alamiah, suhu ruangan dan intensitas noise atau
kebisingan memengaruhi fokus siswa. Dan secara emosional, rasa nyaman,
suasana akademis dan kondusif, memengaruhi kemampuan fokus siswa. Rasa
panas pada ruangan, labilitas emosi yang disebabkan oleh “faktor x” dalam pikiran
siswa merupakan contoh dari hal-hal yang membuat kemampuan fokus siswa
terganggu. Pada hakikatnya, siswa (sama dengan kita) memiliki otak yang
senantiasa fokus pada sesuatu, memperhatikan sesuatu, memikirkan sesuatu,
tetapi sayangnya seringkali fokusnya, perhatiannya, bukan terhadap apa yang
sedang kita sampaikan di kelas. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang
pendidik untuk mendukung peningkatan fokus siswa terhadap pelajaran. Schiller
dan Willis (2008) menyatakan hal itu dapat terwujud jika kita menjamin
lingkungan yang aman, nyaman, emosional secara positif, humoris, musikal, dan
kinestetis. Semua ini jika dioptimalkan maka kita memiliki kelas yang cukup baik,
khususnya fokus siswanya.
Kemudian, kemampuan fokus juga membutuhkan waktu untuk beristirahat
guna membentuk dan memperkuat jaringan sinaps. Terkadang kita memberikan
materi tanpa mengingat waktu. Keletihan fisik, keletihan saraf, merupakan hal-hal
yang membuat otak dengan sendirinya mencari “zona nyaman”. Otak
membutuhkan waktu untuk beristirahat untuk memroses dan merefleksi
pembelajaran. Yang dimaksud dengan “zona nyaman” disini adalah otak
menghindari memikirkan materi yang sedang disampaikan, dengan cara
mengalihkan perhatiannya pada hal lain yang mampu me-refresh otak, pikiran,
dan emosinya.
Tentunya, pendidik (guru atau dosen) adalah subjek yang paling berperan
di dalam ruang-ruang kelas. Selain menjalankan fungsi sebagai mediator atau
fasilitator, guru adalah “mind navigator” yang bertugas untuk membantu siswa
memfokuskan diri, terlebih lagi, menikmati pembelajaran sehingga terjadi
pengalaman belajar. Cara guru berkomunikasi, memberikan materi, memberikan
pertanyaan, menjawab pertanyaan, memberikan contoh, menegur siswa karena
melakukan kesalahan, sangat berpengaruh pada kerja otak mereka. Rasa nyaman
10