Page 18 - Educational HYpnosis
P. 18
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
yang dirasakan oleh siswa terutama bersumber pada kenyamanannya terhadap
guru atau dosen yang sedang berada di hadapannya. Jika siswa merasa tidak
nyaman dengan gurunya, maka kemungkinan besar pembelajaran tidak akan
terjadi dengan optimal.
Rasa nyaman terhadap guru bersumber dari banyak hal. Beberapa hal yang
dapat disebutkan disini adalah:
- Tingkat kepercayaan siswa pada pengetahuan dan keterampilan guru: hal
ini biasanya sangat berpengaruh di pendidikan atau perguruan tinggi.
- Citra diri guru tersebut yang meliputi manner, reputasi, dan juga wibawa
guru tersebut: menjaga citra diri sebagai guru yang positif sangat penting.
Perlu diingat bahwa reputasi dan wibawa merupakan hasil kerjasama antar
seluruh personel pendidik di suatu lingkungan pendidikan.
- Gaya mengajar dan kekayaan materi ajar yang mendukung keaktifan siswa
dan tidak diskriminatif: gaya mengajar guru yang monoton seringkali
membosankan, materi yang minimal membuat siswa kesulitan
menyempurnakan informasi yang didapatkannya, dan guru yang pernah
mendiskriminasi siswa tertentu akan mendapatkan penilaian negatif dari
siswa lainnya, terutama siswa yang didiskriminasi.
Banyak guru yang melakukan tugasnya demi kepentingan hidupnya sendiri.
Banyak juga guru yang tidak menyadari bahwa dirinya merupakan faktor yang
sangat berpengaruh dalam proses belajar siswa.
Meskipun demikian, guru yang terlalu toleran terhadap siswanya bisa
membentuk mindset siswa yang kurang mendukung perkembangannya. Guru
yang terlalu humoris hingga tidak dapat membatasi dirinya dengan para siswanya
pun menempatkan dirinya dalam risiko tidak dihargai oleh siswanya sendiri. Oleh
karena itu, sangat penting bagi guru untuk menjaga keseimbangan interaksi
dengan siswa (bukan menjaga jarak). Toleransi dan selera humor guru mesti
dibatasi pada konteks-konteks tertentu. Humor seharusnya menjadi refreshing
otak, dan toleransi seharusnya menjadi dorongan dan kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan dirinya.
Hal berikutnya yang memengaruhi kerja otak siswa dalam belajar adalah
pengalaman. Para pembaca yang bersemangat, sesungguhnya belajar adalah
suatu pengalaman. Pengalaman belajar yang pernah didapati oleh seorang siswa
sangat memengaruhi pengalaman belajar selanjutnya.
Pada bagian sebelumnya, kita sudah membicarakan learning modalities
siswa (visual, auditori, dan kinestetik). Pengalaman belajar didapatkan dari kata
kunci “pernah” seperti pernah melihat, pernah mendengar, pernah mencoba,
pernah mengerjakan, pernah memikirkan, pernah menghadapi, dan sebagainya.
Pengalaman yang pernah saya dapatkan ketika mempelajari tata bahasa Inggris
11