Page 189 - Educational HYpnosis
P. 189
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Jika tahapan induksi dan pendalaman yang dilakukan oleh guru sangat
baik, maka anchoring dan trigger akan tertanam dengan baik pula. Dengan
demikian, maka guru mungkin hanya perlu melakukan hal di atas sekali saja
namun dapat dimanfaatkan setiap kali guru tersebut masuk ke kelas.
Contoh yang saya berikan di atas sangat baik diterapkan di kelas-kelas
sekolah dasar dan menengah pertama. Untuk kelas di sekolah menengah atas dan
perguruan tinggi, meskipun tahapannya serupa, namun bentuknya perlu
disesuaikan.
Intinya, Anda perlu melakukan induksi dan pendalaman sebelum
menanamkan anchor dan menetapkan trigger pada siswa Anda. Berikut ini saya
berikan contoh yang dapat diterapkan di kelas-kelas mahasiswa.
Dosen masuk ke kelas namun terlihat para mahasiswa masih
memperhatikan laptop mereka, ngobrol dengan teman, chatting melalui
handphone, dan sebagainya. Pada umumnya memang mahasiswa akan segera
meninggalkan semua aktivitas tersebut tatkala dosen masuk ke kelas. Namun hal
ini belum tentu menjamin kesiapan mereka untuk belajar, khususnya fokus
mereka.
Dosen tersebut kemudian berdiri membelakangi mahasiswa dan menatap
whiteboard di depan kelas sekitar 10-15 detik. Para mahasiswa kemudian akan
memperhatikan apa yang diperhatikan oleh dosen tersebut, yakni whiteboard.
Dosen kemudian berkata “lihat whiteboard di depan” sambil menuliskan beberapa
kata (tenang, rileks, fokus) dan kemudian menghapusnya kembali. Setelah itu,
dosen berkata kepada mahasiswa “kata-kata yang tadi saya tuliskan, tadinya ada
di atas whiteboard ini. Namun kini kata-kata tersebut saya hapus namun masih
ada di dalam napas Anda. Jika Anda masih ingat kata-kata tadi, tarik napas yang
dalam dan biarkan kata-kata itu mengisi pikiran dan tubuh Anda”.
Dosen kemudian bertanya “siapa yang tidak ingat kata-kata itu?” dan jika
ada mahasiswa yang tidak ingat atau tadi tidak melihat kata tersebut, maka dosen
kemudian menuliskannya kembali namun dengan posisi yang berbeda (rileks,
tenang, fokus). Dosen kemudian menghapusnya dan meminta mahasiswa untuk
melakukan hal di atas sekali lagi namun dengan sugesti yang berbeda. “kata-kata
tadi berada dalam pikiran Anda, dan napas Anda. Semakin Anda bernapas maka
semakin Anda merasakannya. Selama Anda bernapas Anda terus merasakannya.”
Dosen kini boleh berkata “saya berharap hal tersebut bisa membantu Anda untuk
rileks di kelas dan bisa fokus pada materi yang akan kita pelajari.” Dan kini dosen
dapat melangsungkan perkuliahan.
Apa yang dilakukan oleh dosen di atas memang agak berbeda dengan
contoh sebelumnya. Contoh sebelumnya menggunakan sugesti tidak langsung
(indirect suggestion) sementara contoh ini menggunakan sugesti langsung (direct
182