Page 186 - Educational HYpnosis
P. 186
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Apa yang diucapkan oleh guru ini merupakan sugesti. Rasa khawatir yang
awalnya bertengger dalam hati Amat sebenarnya sudah melemahkan faktor
kritisnya sehingga sugesti dari guru (sebagai tokoh yang memiliki otoritas) dapat
masuk lebih mudah. Setidaknya sugesti bahwa “Saya tidak ingin kamu terlambat
lagi, kelas sangat menyenangkan, dan saya senang pada kamu” sudah tertanam
dalam pikiran bawah sadar siswa (dalam hal ini si Amat).
6.8.3. Meningkatkan dan Mempertahankan Konsentrasi di Kelas
Seorang guru memasuki ruang kelas dan meletakkan tas besarnya di atas meja.
Para siswa masih ngobrol satu sama lain, ada yang bermain game, ada yang
saling melempar dengan bola kertas, dan sebagainya. Guru tersebut kemudian
mengatakan dalam hati bahwa para siswanya memiliki kemampuan konsentrasi
yang buruk karena tidak bisa fokus di kelas dan tidak menyadari bahwa gurunya
sudah berada di depan kelas. Asumsi guru ini sangat keliru. Jika kondisi kelas
tersebut terjadi, maka para siswa di kelas tersebut memiliki konsentrasi yang luar
biasa. Buktinya, mereka bergitu fokus pada apa yang sedang mereka lakukan
sehingga mereka mengabaikan guru tersebut.
Jangan tersinggung jika Anda pernah mengalami hal tersebut; kita semua
mengalaminya dalam profesionalisme kita. Siswa-siswa kita memiliki daya fokus
atau konsentrasi yang tinggi, namun kebetulan kita atau materi yang kita
sampaikan bukanlah objek fokus mereka. Yang perlu kita lakukan adalah
menjadikan kita atau materi yang kita sampaikan sebagai objek fokus mereka
sehingga mereka mampu mengabaikan hal lain. Sebelum saya memberikan
contoh menggunakan hypnosis untuk melakukan hal tersebut, kita perlu
mengingat kembali apa yang biasanya kita lakukan dalam menghadapi kondisi
kelas seperti itu.
Guru kemungkinan besar menegur siswanya dengan volume suara yang
cukup besar dan intonasi yang cukup tinggi. Sesekali guru mungkin menggunakan
tangan atau mistar untuk memukul meja atau papan tulis dengan keras. Saat
melakukan ini, guru sebenarnya memanfaatkan auditory input siswa untuk
mengirimkan sinyal pada otak siswa. Siswa yang telah merekam kata “DIAM”
yang diucapkan dengan volume besar dan intonasi yang tinggi, atau bunyi papan
atau meja yang keras, akan memiliki emosi tertentu yang menjadi saklar
konsentrasinya. Ini pada hakikatnya bertujuan baik namun sayangnya emosi yang
muncul karena hal tersebut adalah emosi negatif yang bisa memicu flight
response atau avoidance motivation. Kita selalu menghindari hal-hal yang memicu
emosi negatif kita. Inilah alasan mengapa para siswa diam namun mereka
kesulitan merekam informasi pelajaran karena mereka takut pada guru, bukan
karena konsentrasi pada pelajaran.
179