Page 183 - Educational HYpnosis
P. 183
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
nya. Oleh karena itu, hendaknya kita memikirkan segala kemungkinan yang
potensial untuk kita gunakan demi kemajuan siswa atau mahasiswa.
6.8. Hypnosis di dalam Ruang Kelas saat Pembelajaran
Kita telah membahas betapa pentingnya memiliki growth mindset, baik guru
maupun siswa. Sejenak kembali pada sesi self-hypnosis, jika Anda mengalami
kesulitan dalam mempraktekkannya, maka saya menyarankan Anda mendapatkan
audio yang berisi script self-hypnosis untuk membangun growth mindset, atau
Anda sebaiknya meminta bantuan seorang hipnoterapis.
Saya sudah pernah menyatakan di suatu tempat di dalam buku ini bahwa
pada dasarnya hypnosis sudah diterapkan di ruang-ruang kelas oleh guru dan
dosen selama ini. Akan tetapi penerapannya tanpa disadari dan pada akhirnya
proses dan hasilnya pun tidak terduga, tidak terencana, dan bahkan mungkin
tidak diinginkan. Meskipun hypnosis adalah proses alamiah, namun jika kita sudah
merencanakannya maka prosesnya menjadi cenderung mekanis. Oleh karena itu,
jika Anda benar-benar baru dalam hal ini, maka perencanaan yang matang adalah
hal prinsipil yang tidak dapat Anda abaikan.
Sebuah rencana senantiasa berawal dari tujuan. Rencana itu sendiri
merupakan seperangkat aktivitas untuk mencapai tujuan. Jika kita harus
menggunakan hypnosis (secara terencana, dalam karakteristik yang lebih
mekanistik ketimbang alamiah) maka apa tujuannya? Tujuannya bisa jadi apa
saja. Untuk membantu Anda, mari kita menetapkan tujuannya yang tidak lain dan
tidak bukan adalah tujuan dari setiap proses belajar. Tujuan dari proses belajar
adalah belajar itu sendiri. Kita menggunakan hypnosis di dalam ruang kelas
dengan tujuan membawa para siswa masuk dalam kondisi belajar; belajar di
bawah pengaruh hypnosis (saya pikir istilah itu tidak berlebihan).
Ketika saya memikirkan kata “tujuan” terdapat dua jenis tujuan yang
muncul di pikiran saya, yakni tujuan yang bersifat mikro dan tujuan yang bersifat
makro. Dalam penjelasan yang lebih spesifik, tujuan makro adalah tujuan akhir
dan tujuan mikro adalah tujuan-tujuan yang membawa kita pada tujuan makro.
Jika tujuan makro-nya adalah belajar, maka untuk bisa belajar siswa harus berada
dalam kondisi rileks, nyaman, dan memiliki kemampuan fokus. Ketiga hal ini kita
definisikan sebagai tujuan mikro.
Saat Anda memasuki kelas, apakah Anda memperhatikan ekspresi non-
verbal siswa Anda? Apakah Anda mendeteksi adanya ketegangan atau ketidak-
nyamanan yang diekspresikan oleh siswa-siswa Anda? Jika Ya, maka segera bawa
mereka pada kondisi rileks.
Anda memasuki ruang kelas, dan menyapa “Halo semua...” dan berharap
itu akan mencairkan ketegangan; percayalah itu tidak akan berhasil. Yang harus
176