Page 87 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa Kunci Jawaban
P. 87
87
Sesuai dengan jenis lembaga pendidikannya (perguruan), maka metode atau
cara-cara pendidikannya pun adalah “Sistem Guru Kula”. Dalam sistem ini
murid tinggal bersama guru di rumah guru atau asrama, murid mengabdi
dan sekaligus belajar kepada guru.
Pada zaman berkembangnya agama Budha yang berpusat di Kerajaan
Sriwijaya (di Palembang), telah terdapat “Perguruan Tinggi Budha”. Selain
dari dalam negeri sendiri, murid-muridnya juga berasal dari Tiongkok,
Jepang, dan Indocina. Darmapala sangat terkenal sebagai maha guru Budha.
Perguruan-perguruan Budha menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan
Sriwijaya. Mungkin sekali candi Borobudur, Mendut, dan Kalasan
merupakan pusat-pusat pendidikan agama Budha. Perhatikan hasil sastra
yang ditulis para empu (pujangga) yang bermutu tinggi. Contoh: Pararaton,
Negara Kertagama, Arjuna Wiwaha, dan Baratayuda. Para pujangga yang
terkenal antara lain Empu Kanwa, Empu Seddah, Empu Panuluh, dan Empu
Prapanca (Idit suhendi, dkk, 1991).
3. Zaman Kerajaan Islam
Latar Belakang Sosial Budaya. Nusantara memiliki letak yang strategis
dalam rangka pelayaran dan perdagangan. Ke negeri kita berdatangan pula
para saudagar beragama Islam. Melalui mereka para raja dan masyarakat
pesisir memeluk agama Islam. Pada pertengahan abad ke-14, kota Bandar
Malaka ramai dikunjungi para saudagar dari Asia Barat dan Jawa
(Majapahit). Melalui para saudagar dari Jawa yang masuk memeluk agama
Islam, maka tersebarlah Islam ke pulau Jawa. Dimana kisah para wali yang
dikenal sebagai Wali Sanga. Akhirnya berdirilah kerajan-kerajaan Islam.
Pemerintahan pada zaman ini dipimpin oleh raja. Di dalam wilayah
kerajaan-kerajaan Islam umumnya masyarakat tidak menganut stratifikasi
sosial berdasarkan kasta. Sesuai ajaran Islam, masyarakat tidak
membedakan manusia berdasarkan keturunan atau kasta. Sekalipun zaman
ini masih tetap terdapat kelompok raja dan para bangsawan/para pegawai di
satu pihak, dan terdapat kelompok rakyat jelata di pihak lain, namun
feodalisme di kalangan masyarakat pada umumnya mulai ditinggalkan.