Page 104 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 104

  Pengawasan Mutu Pangan  




               keamanan makanan yang beredar di pasaran. Oleh karena itu, dikembangkan suatu sistem
               jaminan keamanan pangan yang disebut Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard
               Analytical Control Ponits/HACCP) yang merupakan suatu tindakan preventif yang efektif untuk
               menjamin keamanan pangan.
                     HACCP adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap bahan, produk atau proses untuk
               menentukan  komponen,  kondisi  atau  tahap  proses  yang harus  mendapatkan pengawasan
               yang ketat untuk menjamin bahwa produk yang dihasilkan aman dan memenuhi persyaratan
               yang  ditetapkan.  ICMESF  (1988)  menjelaskan  bahwa  konsep  HACCP  dapat  dan  harus
               diterapkan  dalam  seluruh  mata  rantai  produksi  makanan.  Meskipun  aplikasi  HACCP  pada
               umumnya dilakukan di dalam industri pengolahan pangan, akan tetapi pada prinsipnya dapat
               dilakukan mulai dari produksi bahan baku sampai pemasaran dan distribusi. Hal ini disebabkan
               beberapa kontaminasi, misal logam berat, pestisida, dan mikotoksin yang mungkin mencemari
               bahan baku pada waktu produksi, sangat sulit dihilangkan dengan proses pengolahan. Oleh
               karena itu, pengawasan terhadap bahan-bahan berbahaya tersebut harus dimulai dari saat
               produksi bahan baku. HACCP tidak hanya diterapkan dalam industri pangan modern, akan
               tetapi juga diterapkan dalam produksi makanan katering/jasa boga, makanan untuk hotel dan
               restoran,  institusi  penyelenggaraan  makanan  di  Rumah  Sakit,  bahkan  dalam  pembuatan
               makanan jajanan.
                     Makanan  yang  diproduksi  dengan  tujuan  untuk  dijual  kepada  masyarakat  umum
               seharusnya dijamin mutunya baik serta aman untuk dikonsumsi. Mutu itu sendiri berdasarkan
               ISO/DIS 8402-1992 didefinisikan sebagai karakteristik menyeluruh dari suatu wujud apakah
               itu produk, kegiatan, proses, organisasi atau manusia, yang menunjukkan kemampuannya
               dalam memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan. Dengan kata lain, mutu adalah sesuatu
               yang  dapat  memuaskan  atau  menyesuaikan  dengan  tuntutan  konsumen.  Cara  produksi
               makanan  yang  baik atau  Good  Manufacturing  Practices/GMP  adalah  suatu  pedoman  cara
               berproduksi  makanan  yang  bertujuan  agar  produsen  memenuhi  persyaratan-persyaratan
               yang  telah  ditentukan untuk  menghasilkan  produk  makanan bermutu  yang  sesuai  dengan
               tuntutan konsumen.
                     Sesungguhnya  GMP  bukanlah  sistem  mutu  yang  baru  dikenal  di  Indonesia,  karena
               Departemen Kesehatan RI telah sejak Tahun 1978 memperkenalkan GMP melalui Keputusan
               Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SK/I/1978 Tanggal 24 Januari 1978 tentang Pedoman
               Cara Produksi yang Baik untuk Makanan. Selanjutnya, melalui Peraturan Menteri Kesehatan
               Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
               Rumah Makan dan Restoran dan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
               1096/MENKES/PER/VI/2011  tentang  Higiene  Sanitasi  Jasa  boga,  sebagai  perlindungan
               masyarakat dari makanan dan minuman yang dikelola rumah makan dan restoran serta jasa
               boga  yang  tidak  memenuhi  persyaratan  hygiene  sanitasi  agar  tidak  membahayakan
               kesehatan.  Dengan  menerapkan  GMP diharapkan produsen  makanan  dapat  menghasilkan
               produk makanan yang bermutu, aman dikonsumsi, dan sesuai dengan tuntutan konsumen,
               bukan hanya konsumen lokal tapi juga konsumen global. Berikut ini akan diuraikan tentang
               penerapan GMP dalam institusi penyelenggaraan makanan maupun industri makanan.




                                                           97
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109