Page 45 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 45

  Pengawasan Mutu Pangan  




               f.    Panas Spesifik
                     Penghitungan  beban  panas  yang  dilepaskan  oleh  bahan  pangan  membutuhkan
               pengetahuan  mengenai  panas  spesifik.    Adapun  pengertian  panas  spesifik  bahan  pangan
               adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur satu satuan kuantitas
               bahan pangan sebesar satu derajat dikali bobot produk dikali perubahan temperatur yang
               diinginkan.
                     Informasi  tentang  panas  spesifik  sangat  penting  dalam  kegiatan  pendinginan,
               pembekuan, atau pemanasan.  Dalam proses pendinginan, pembekuan, maupun pemanasan,
               apabila  wujud  dari  bahan  pangan  mengalami  perubahan,  maka  nilai  dari  variabel  panas
               spesifik harus dimasukkan dalam penghitungan beban panas.  Adapun yang dimaksud dengan
               beban  panas  adalah  jumlah  panas  yang  harus  dikeluarkan  dari  bahan  pangan  selama
               berlangsung proses pendinginan, pembekuan, atau pemanasan.
                     Bahan pangan yang berasal dari produk nabati diketahui masih tetap hidup meskipun
               telah  dipanen  sehingga  bahan  pangan  masih  melakukan  aktivitas  respirasi  yang  akan
               menghasilkan panas.  Dengan demikian, pada bahan pangan yang masih hidup, maka besarnya
               nilai variabel panas respirasi tersebut harus dimasukkan dalam penghitungan beban panas.
                     Informasi  mengenai  nilai  panas  spesifik  bahan  pangan  diperlukan  dalam  merancang
               sarana    untuk  pengangkutan  dan  penyimpanan.  Sarana  untuk  pengangkutan  dan
               penyimpanan  yang  dilengkapi  unit  pengaturan  suhu  lingkungan  sangat  membutuhkan
               informasi panas spesifik dari bahan pangan yang kelak akan diangkut atau disimpan. Informasi
               mengenai  panas  spesifik  merupakan  bahan  pertimbangan  dalam  menentukan  pemilihan
               bahan baku dan proses rancang bangun.  Tabel yang memuat nilai panas spesifik dari bahan
               pangan juga sudah banyak disajikan dalam buku–buku pangan.

               g.    Panas Laten
                     Panas  laten  adalah  jumlah  panas  yang  harus  dilepaskan  oleh  bahan  pangan  untuk
               merubah fase bahan pangan tersebut pada suhu konstan.  Di dalam bahan pangan, perubahan
               air dari wujud cair ke padat (es) pada suhu konstan (0oC) akan melepaskan sejumlah energi
               panas dan sebaliknya perubahan dari bentuk padat ke cair juga membutuhkan energi panas.
                     Peristiwa  perubahan  wujud  yang  pertama  (dari  air  menjadi  es),  energi  panas  yang
               dilepaskan oleh air harus diserap oleh media lain agar perubahan tersebut dapat berlangsung.
               Dalam lemari es, energi panas yang dilepaskan oleh air selama proses perubahan tersebut
               diserap oleh freon.
                     Pada peristiwa perubahan kedua (dari padat ke cair), energi panas yang dibutuhkan
               dapat diambil dari lingkungannya.  Fenomena inilah yang dijadikan dasar dalam merancang
               peralatan dan sarana penyimpanan bahan pangan.

               h.    Panas Respirasi
                     Setiap  bahan  pangan  yang  masih  hidup  akan  melakukan  aktivitas  metabolisme  dan
               energi panas yang dihasilkannya disebut panas respirasi.  Panas respirasi adalah panas yang
               dihasilkan karena adanya aktivitas metabolisme dari bahan pangan, misal biji-bijian, ternak
               atau ikan yang baru mati.  Panas respirasi ini sangat berpengaruh terhadap beban panas,



                                                           38
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50