Page 43 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 43
Pengawasan Mutu Pangan
Gambar 2.3.
Pnetrometer adalah Salah Satu Alat yang Dapat Digunakan untuk Mengukur
Kekenyalan Daging
d. Koefisien Gesek
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap bahan pangan memiliki tekstur yang berbeda
dengan bahan pangan lainnya. Ada bahan pangan yang memiliki tekstur halus (misal biji-
bijian) atau kasar (nenas, durian, dan nangka). Tekstur ini berpengaruh terhadap koefisien
gesek. Bahan pangan dengan tekstur lebih kasar memiliki koefisien gesek lebih besar
dibandingkan bahan pangan dengan tekstur lebih halus. Dibutuhkan energi lebih besar untuk
menggeser bahan pangan dengan koefisien gesek besar.
Salah satu cara penanganan bahan pangan yang memanfaatkan koefisien gesek dari
bahan tersebut adalah pengangkutan dengan sistem ban berjalan (Gambar 2.4).
Pengangkutan buah rambutan yang dilakukan dengan menggunakan sistem ban berjalan lebih
mudah bila dibandingkan dengan pengangkutan buah melon. Hal ini disebabkan karena
koefisien gesek buah rambutan lebih besar, jadi relatif lebih sulit bergeser selama
pengangkutan dibandingkan buah melon. Tumpukan buah jeruk bali akan lebih tinggi
dibandingkan buah semangka. Bulatan jeruk bali yang kurang sempurna menyebabkan
koefisien geseknya lebih besar dibandingkan semangka yang bentuknya bulat sempurna.
Pengetahuan mengenai koefisien gesekan berbagai bahan pangan sangat penting
sebagai informasi dalam mendisain peralatan dan merancang sarana transportasi produk
selama penanganan atau pengolahan.
Gambar 2.4.
Perancangan Alat dengan Memanfaatkan Koefisien Gesek Bahan Pangan
36